STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat (18/7/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (19/7/2025) WIB. Meski begitu, sepanjang pekan ini dolar masih mencatat kenaikan tipis. Pelemahan terjadi karena pelaku pasar terus mencermati tekanan inflasi akibat tarif dan arah kebijakan suku bunga dari The Federal Reserve.
Mengutip CNBC International, indeks dolar AS turun 0,31% ke level 98,42 pada akhir perdagangan. Meski demikian, indeks ini masih mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,4%.
Pelemahan dolar turut dipicu pernyataan dari Gubernur The Fed Chris Waller. Ia mengatakan mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan Juli mendatang karena dampak tarif terhadap inflasi diperkirakan masih terbatas. “Data saat ini tidak menunjukkan sektor tenaga kerja swasta dalam kondisi yang sangat sehat. The Fed sebaiknya bersiap sebelum perlambatan perekrutan benar-benar terjadi,” ujar Waller.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump kembali memberikan tekanan kepada Ketua The Fed Jerome Powell agar segera memangkas suku bunga. Meski sempat beredar kabar Trump akan memecat Powell, ia kemudian membantah isu tersebut. Masa jabatan Powell baru akan berakhir pada Mei mendatang.
Di sisi lain, sejumlah data ekonomi menunjukkan inflasi di AS masih terkendali. Data harga produsen pada Rabu menunjukkan harga-harga stabil sepanjang Juni. Namun, data harga konsumen sebelumnya menunjukkan kenaikan meski masih tergolong moderat.
Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 45 basis poin hingga akhir tahun. Artinya, dua kali pemotongan masing-masing 25 basis poin dipandang sebagai skenario paling mungkin, dengan yang pertama diprediksi terjadi pada September.
Mata uang euro naik 0,49% menjadi US$1,1652 meskipun secara mingguan masih turun 0,31%. Poundsterling juga menguat 0,27% ke level US$1,3451, tetapi menuju penurunan mingguan sebesar 0,32%.
Yen Jepang naik tipis terhadap dolar AS menjelang pemilu majelis tinggi pada Minggu. Nilai tukar dolar melemah 0,09% ke 148,46 yen, meskipun secara mingguan masih menguat 0,71%. Jajak pendapat menunjukkan koalisi pemerintahan Jepang terancam kehilangan mayoritas, yang bisa memicu ketidakpastian kebijakan di dalam negeri dan memperumit negosiasi tarif dengan Amerika Serikat.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent telah menyampaikan kepada Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba bahwa kesepakatan tarif yang baik masih mungkin dicapai. Hal ini diungkapkan Ishiba usai pertemuan mereka di Tokyo pada Jumat.
Sementara itu, dari pasar kripto, harga bitcoin turun 0,78% menjadi US$118.552. Angka ini masih berada di bawah rekor tertingginya di US$123.153 yang dicapai pada awal pekan.
Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Kamis juga meloloskan rancangan undang-undang baru untuk mengatur aset kripto berbasis dolar AS atau stablecoin. RUU tersebut kini menunggu tanda tangan Trump untuk resmi menjadi undang-undang.
