STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup beragam pada perdagangan hari Selasa (15/7/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (16/7/2025) WIB). Indeks Dow Jones tergelincir cukup dalam akibat kekhawatiran soal inflasi Amerika Serikat dan laporan keuangan bank besar yang mengecewakan.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 436,36 poin atau 0,98% ke level 44.023,29. Indeks S&P 500 (SPX) 500 melemah 24,8 poin atau 0,4% ke posisi 6.243,76, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di awal sesi. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, juga berhasil menguat 37,47 poin atau 0,18% menjadi 20.677,8, level tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini dipicu lonjakan saham Nvidia sebesar 4%.
Saham Nvidia melejit setelah perusahaan chip itu menyatakan segera melanjutkan pengiriman GPU H20 ke China. Pernyataan ini memberi sentimen positif di tengah pasar yang sedang diterpa kekhawatiran inflasi.
Data inflasi AS untuk bulan Juni juga menjadi sorotan. Indeks harga konsumen (CPI) naik 0,3% secara bulanan, membuat inflasi tahunan berada di level 2,7%. Angka ini sesuai dengan estimasi konsensus Dow Jones.
Namun, inflasi inti—yang tidak memasukkan harga pangan dan energi—naik 0,2% dibanding Mei, sedikit di bawah ekspektasi. Secara tahunan, inflasi inti berada di angka 2,9%, sesuai perkiraan analis.
Investor mulai khawatir dengan dampak dari rencana tarif baru yang diumumkan Presiden Donald Trump. Sabtu lalu, Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan tarif 30% atas barang-barang dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus mendatang.
“Laporan inflasi AS terbaru secara praktis mengonfirmasi bahwa tarif Presiden Trump mendorong naik harga konsumen pada bulan Juni,” kata Matthew Ryan, Kepala Strategi Pasar di Ebury, perusahaan jasa keuangan global.
Ryan menambahkan, “Meskipun angka inflasi inti sedikit meleset, baik angka utama maupun angka dasar kini berada di level tertinggi dalam empat bulan. Ketakutan terbesar bagi The Fed adalah tekanan inflasi akan terus meningkat, apalagi dengan jeda waktu antara tarif dan kenaikan harga. Kenaikan tarif pada 1 Agustus hampir pasti akan menambah tekanan.”
Skyler Weinand, Chief Investment Officer Regan Capital, menyebutkan bahwa data inflasi yang sesuai ekspektasi memang melegakan. Namun, ia juga memperingatkan, “Kemungkinan besar kita akan menghadapi inflasi yang didorong oleh tarif dalam waktu dekat.”
Dari sisi laporan keuangan, kinerja beberapa raksasa keuangan tidak berhasil menarik minat investor.
Wells Fargo memang mencatatkan laba yang melampaui ekspektasi, namun penurunan proyeksi pendapatan bunga bersih membuat sahamnya anjlok lebih dari 5%. Saham JPMorgan Chase juga turun tipis meski membukukan hasil kuartal kedua yang positif berkat pendapatan dari perdagangan dan investment banking.
Saham BlackRock tergelincir hampir 6% setelah melaporkan pendapatan kuartalan yang di bawah perkiraan. Di sisi lain, Citigroup justru mencuri perhatian dengan kenaikan saham lebih dari 3% usai mencatat laba yang melebihi ekspektasi.
Pelaku pasar kini berharap musim laporan keuangan kuartal II bisa memberi dorongan baru untuk pasar saham yang sudah mendekati level tertingginya. Namun ekspektasi tetap rendah.
Menurut data dari FactSet, pertumbuhan laba S&P 500 secara year-on-year diperkirakan hanya 4,3%. Angka ini menjadi laju pertumbuhan terendah sejak kuartal IV tahun 2023.