Rabu, Agustus 6, 2025
32.2 C
Jakarta

Drama Politik AS dan Bank Sentral Dunia Bikin Bursa Eropa Anjlok, Saham Novo Nordisk Rontok 20%!

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa berakhir melemah pada penutupan perdagangan hari Jumat (21/12/2024) waktu setempat. Pekan lalu penuh gejolak akibat ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan keputusan bank sentral dunia yang memicu kekhawatiran.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham di seluruh Eropa, tercatat anjlok 0,88% atau turun 4,47 poin ke level 502,19. Hampir semua sektor dan bursa utama mengalami tekanan. Secara mingguan, indeks ini merosot 1,9%.

Di Inggris, Indeks FTSE 100 melemah 0,26% menuju 8.084,61 poin. Penurunan lebih besar terjadi di Jerman, dengan Indeks DAX turun 0,43% ke 19.884,75 poin. Sementara itu, Indeks CAC 40 di Prancis turun 0,27% ke 7.274,48 poin. Italia juga mencatat pelemahan, dengan FTSE MIB turun tipis 0,06% ke 33.766,29 poin.

Indeks lainnya seperti PSI20 Portugal melemah 0,23% ke 6.276,75. SMI Swiss dan HEX Finlandia masing-masing turun 0,26% dan 0,11%. Meski begitu, BEL 20 Belgia naik 0,23% ke 4.214,22, menjadi salah satu yang positif.

Penurunan terbesar terjadi di OMXC 25 Denmark yang anjlok 2,86% ke 1.740,32. Ini menjadi pelemahan paling signifikan di antara indeks utama Eropa.

Ketidakpastian politik di Amerika Serikat menjadi salah satu penyebabnya. Kegagalan Donald Trump mendorong pengesahan anggaran membuat pemerintah AS terancam tutup sebagian mulai Jumat malam. Ancaman Trump soal tarif baru untuk Uni Eropa menambah tekanan.

Di tengah situasi ini, saham Novo Nordisk mencuri perhatian. Saham mereka anjlok hingga 20%. Hal ini terjadi setelah hasil uji coba obat obesitas mereka tidak sesuai ekspektasi pasar. Penurunan ini menjadi pukulan berat bagi sektor kesehatan di Eropa.

Kebijakan moneter turut memengaruhi pasar. Bank of England mempertahankan suku bunga acuannya. Namun, pernyataan Gubernur Andrew Bailey tentang dampak anggaran Inggris memicu volatilitas pasar obligasi.

Di Rusia, bank sentral mempertahankan suku bunga di 21% untuk menekan inflasi tinggi. Sementara itu, China memutuskan mempertahankan suku bunga utama sesuai ekspektasi. Langkah ini diambil setelah janji mereka memperluas kebijakan pelonggaran untuk ekonomi domestik.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru