STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia mengalami penurunan signifikan pada penutupan perdagangan hari Rabu sore (4/12/2024) waktu setempat, akibat ketegangan politik di Korea Selatan.
Mengutip CNBC International, Indeks Kospi anjlok 1,44% ke level 2.464. Sementara itu, Indeks Kosdaq turun lebih tajam 1,98% ke posisi 677,15.
Krisis ini bermula ketika parlemen Korea Selatan mengajukan mosi pemakzulan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol. Langkah tersebut menyusul keputusan Yoon untuk menerapkan darurat militer, yang kemudian dicabut hanya beberapa jam setelahnya. Situasi semakin memanas setelah sejumlah pejabat penting di kabinet Yoon, termasuk kepala staf dan sekretaris senior, mengundurkan diri.
Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengonfirmasi pengunduran diri tersebut. Kejadian ini memicu kepanikan di pasar, yang membuat nilai tukar won Korea Selatan terus tertekan. “Bank of Korea langsung bertindak untuk meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas keuangan,” kata seorang pejabat bank sentral.
Bank of Korea mengumumkan akan meningkatkan likuiditas jangka pendek. Selain itu, bank sentral juga siap mengambil langkah stabilisasi di pasar valuta asing. Regulator keuangan Korea Selatan bahkan menyiapkan dana stabilisasi pasar saham sebesar 10 triliun won (US$7,07 miliar) jika diperlukan.
Dampak ketegangan politik ini juga merembet ke pasar lainnya. Di Jepang, indeks Nikkei 225 hampir tidak bergerak di level 39.276,39, sementara indeks Topix turun 0,47% ke 2.740,6. Di Tiongkok, indeks CSI 300 melemah 0,54% ke level 3.930,56, dan Hang Seng di Hong Kong turun 0,1% menjadi 19.730.
Pasar saham Australia juga terkena dampak. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,38% ke level 8.462,6, setelah data PDB kuartal ketiga lebih rendah dari perkiraan.
Ketegangan di Korea Selatan juga memengaruhi ETF iShares MSCI South Korea (EWY), yang melacak saham-saham besar Korea Selatan. ETF ini sempat turun 7% ke level terendah dalam setahun sebelum akhirnya memangkas kerugiannya menjadi -1,6% pada penutupan perdagangan.