STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Arkora Hydro Malili (AHM) dan PT Arkora Ekon Indonesia (AEKON), keduanya anak usaha PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), dengan kepemilikan saham 99% telah menandatangani perjanjian pada 24 Mei 2024.
Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua anak usaha ARKO dalam rangka pekerjaan sipil dan hidro mekanikal untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Tomini 2×5 Megawatt. “Nilai transaksi ini mencapai Rp142,27 miliar,” tulis Direksi ARKO dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI, Selasa (28/5/2024).
Menurut Direksi ARKO, alasan dilakukannya transaksi afiliasi tersebut karena AHM dan AEKON akan lebih mudah berkomunikasi, dan konsolidasi kepentingan karena masih dalam satu grup usaha. Adapun pertimbangan lainnya adalah rahasia dan strategi bisnis akan lebih terjaga dari resiko kebocoran atau penyalahgunaan informasi oleh pihak lain yang dapat merugikan perseroan.
Selain itu, transaksi ini lebih efektif dan efisien mengingat adanya kemudahan penyelarasan tujuan bisnis, efisiensi operasional, dan penerapan pendekatan lebih terintegrasi. Ini mungkin tidak mudah dicapai apabila dilakukan dengan pihak lain. “Keuntungan-keuntungan diatas dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan di masa depan,” tulis Direksi ARKO.
Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi sebagaimana sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020 (“Transaksi Afiliasi”) yang diwajibkan untuk melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Bahkan transaksi tersebut juga tergolong material karena nilainya melebihi 20% dari ekuitas Perseroan per 31 Desember 2023 sebesar Rp437,91 miliar.
Namun, transaksi material ini merupakan transaksi yang dikecualikan sebagaimana diatur pada pasal 11 huruf b POJK 17/2020 dikarenakan Transaksi dilakukan dengan antara sesama Perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki Perseroan secara tidak langsung sebesar 99%.
Hingga triwulan I 2024, ARKO membukukan pendapatan sebesar Rp45,89 miliar, turun 45,48% dari Rp84,19 miliar pada triwulan I 2023. Laba ARKO yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 43,88% menjadi Rp15,27 miliar pada triwulan I 2024 dibanding Rp27,12 miliar pada triwulan I 2023. (konrad)