Sabtu, Desember 13, 2025
28.5 C
Jakarta

Ekspor China Meroket Tak Mampu Angkat Semua Pasar, Bursa Asia Ditutup Galau

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik bergerak tanpa arah yang pasti pada perdagangan Senin (8/12/2025) waktu setempat. Para investor sibuk mencerna data perdagangan terbaru dari China yang baru saja dirilis. Hasilnya, indeks-indeks utama di kawasan ini ditutup dengan pergerakan yang bervariasi atau campuran.

Mengutip CNBC International, data terbaru menunjukkan pengiriman barang ke luar negeri dari China melonjak tajam. Ekspor Negeri Tirai Bambu tercatat naik 5,9% pada bulan November dalam nilai dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini jauh melampaui prediksi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang hanya memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,8%.

Laporan tersebut menyoroti pemulihan signifikan dari kinerja bulan sebelumnya.

“Pertumbuhan itu menandai pemulihan dari penurunan tak terduga sebesar 1,1% pada bulan Oktober, kontraksi pertama sejak Maret 2024,” bunyi laporan data perdagangan tersebut.

Meski sentimen data ekspor cukup positif, Indeks Hang Seng Hong Kong justru tergelincir 1,12%. Sebaliknya, indeks CSI 300 di China daratan berhasil memanfaatkan momentum ini dengan kenaikan 0,81% dan ditutup pada level 4.621,75.

Sorotan pasar juga tertuju pada saham Moore Threads. Produsen unit pemrosesan grafis (GPU) yang berbasis di Beijing ini merosot lebih dari 5%. Padahal, saham ini sempat melonjak lebih dari 400% pada debutnya di Shanghai Jumat lalu dengan nilai pencatatan mencapai US$ 1,1 miliar. Saham tersebut ditutup pada harga 600,500 yuan.

Beralih ke Jepang, pasar saham mampu mencatatkan penguatan meski ada kabar kurang sedap dari data ekonomi domestik. Indeks acuan Nikkei 225 bertambah 0,18% ke posisi 50.581,94. Indeks Topix juga naik 0,65% menjadi 3.384,31.

Kenaikan di bursa Jepang terjadi di tengah revisi data resmi yang menunjukkan ekonomi negara tersebut menyusut lebih tajam dari perkiraan awal. Data resmi memperlihatkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga turun pada tingkat tahunan sebesar 2,3%. Angka ini lebih buruk dari perkiraan median ekonom yang memprediksi penurunan 2,0%.

Tren positif juga terlihat di Korea Selatan. Indeks Kospi melonjak 1,34% ke level 4.154,85. Indeks saham kapitalisasi kecil Kosdaq turut menguat 0,33% dan berakhir di angka 927,79.

Di Australia, indeks ASX/S&P 200 turun tipis 0,12% menjadi 8.624,4. Pelaku pasar kini menantikan keputusan Bank Sentral Australia atau Reserve Bank of Australia (RBA). Bank sentral tersebut memulai pertemuan dua harinya pada Senin ini. Ekonom memprediksi RBA akan mempertahankan suku bunga kas di 3,60% hingga tahun 2026.

Pasar saham India mengalami tekanan cukup dalam. Indeks Nifty 50 tergelincir 0,65%. Penurunan ini dipicu oleh jatuhnya saham IndiGo sebesar lebih dari 5%. Maskapai terbesar di negara tersebut mendapat peringatan keras dari otoritas penerbangan India terkait potensi tindakan regulasi.

Masalah bermula dari pembatalan ribuan penerbangan IndiGo pekan lalu yang menyebabkan penumpang terlantar. Pihak maskapai menyebut kekurangan pilot sebagai alasan utama. Pemerintah India bahkan harus turun tangan untuk menahan lonjakan harga tiket pesawat akibat gangguan tersebut.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Bursa Asia Melemah, Nikkei, Kospi, dan CSI 300 Cetak Penurunan Beruntun Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup melemah pada...

Wall Street Menguat, Dow Jones Naik Hampir 500 Poin Setelah The Fed Turunkan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Amerika Serikat atau...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru