STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik tipis pada penutupan perdagangan hari Kamis (30/5/2024) waktu setempat atau jumat pagi (31/5/2024) WIB. Penurunan nilai dolar AS dan yield obligasi Treasury setelah data ekonomi AS dirilis memicu harapan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga tahun ini.
Mengutip CNBC International, harga emas spot berakhir naik 0,13% menjadi US$2.341,89 per ounce. Kontrak emas berjangka AS juga naik 0,1% menjadi US$2.366,5 per ounce.
Menurut Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, kenaikan harga emas ini dipicu oleh aksi beli murah setelah harga turun sebelumnya. Indeks dolar AS mengalami penurunan yang cukup besar, yang menguntungkan emas dan perak. Yield obligasi juga turun sedikit, dan penurunan pasar saham dalam beberapa hari terakhir turut mendorong harga logam mulia.
Dolar AS turun 0,4% setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dua minggu, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Yield obligasi Treasury AS juga turun setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi terbesar dunia lebih lambat dari perkiraan pada kuartal pertama.
Selain itu, klaim pengangguran AS meningkat dalam minggu terakhir. Fokus sekarang beralih ke indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi favorit Federal Reserve, yang akan dirilis pada hari Jumat. Data ini bisa memberikan lebih banyak petunjuk tentang waktu pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Menurut CME FedWatch Tool, para trader kini melihat sekitar 52% kemungkinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Kenaikan harga emas ini mencerminkan ketidakpastian pasar dengan berbagai data ekonomi yang terus berkembang. Pelaku pasar akan terus memantau perkembangan ini untuk menentukan langkah selanjutnya dalam berinvestasi pada logam mulia.