STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan tiga anak usahanya, yakni PT Data Citra Mandiri (DCM), PT Erafone Artha Retailindo (EAR), dan PT Teletama Artha Mandiri (TAM), menandatangani perjanjian perpanjangan fasilitas kredit dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada 12 September 2024.
Berdasarkan perjanjian tersebut, ERAA, EAR, dan TAM sepakat memperpanjang limit fasilitas kredit modal kerja transaksional sampai dengan setinggi-tingginya Rp3 triliun. Fasilitas ini dapat digunakan oleh Perseroan, DCM, EAR, dan TAM.
Sementara limit fasilitas SBLC adalah sebesar US$150 juta yang dapat digunakan oleh Perseroan. Adapun fasilitas Treasury Lines terdiri atas Limit Nasional sebesar US$150 juta dan Limit Credit Equivalent sebesar US$4,5 juta. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh Perseroan.
“Jangka waktu yang disetujui dalam perjanjian perpanjangan fasilitas kredit adalah sampai dengan 14 September 2025,” tulis Amelia Allen, Kepada Bidang Hukum dan Sekretaris Perusahaan ERAA dalam keterangan, Selasa (17/9/2024).
Menurut Amelia, fasilitas kredit modal kerja transaksional untuk pembiayaan modal kerja digital untuk kebutuhan pembelian /pengadaan barang dari supplier sesuai dokumen Pre-Order / invoice / tagihan atau dokumen lainnya yang dapat diterima oleh Bank Mandiri. Sementara penerbitan SBLC dalam rangka jaminan pembayaran pembelian persediaan berupa telepon genggam, tablet, jam digital, aksesoris dan persediaan lainnya. Adapun Fasilitas Treasury Lines, untuk melakukan transaksi valas dengan tujuan lindung nilai terhadap risiko kurs.
Amelia menegaskan, penandatanganan perjanjian perpanjangan fasilitas kredit ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, atau kelangsungan usaha dari Anak Perusahaan maupun Perseroan. Namun, lanjutnya, hal ini akan menambah kewajiban keuangan Anak Perusahaan yang sejalan dengan kinerja Perseroan secara grup.
Amelia menjelaskan, DCM, EAR, dan TAM selaku debitur adalah Perusahaan Terkendali dengan Kepemilikan Langsung dan Tidak Langsung oleh Perseroan dengan kepemilikan masing masingnya sebesar 99,99%, 99,82%, dan 99,99% dimiliki oleh Perseroan.
ERAA membukukan penjualan sebesar Rp33,12 triliun pada semester I 2024, tumbuh 14,6% dari Rp28,89 triliun pada periode sama 2023. Dari penjualan tersebut, emiten distributor produk-produk telekomunikasi beraset Rp23,78 triliun per Juni 2024 itu meraih laba Rp523,57 miliar pada semester I 2024, naik 14,15% jika dibandingkan Rp458,66 miliar pada semester I 2023. (konrad)