Jumat, Desember 12, 2025
25.4 C
Jakarta

Fokus Pasar Beralih ke Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina, Harga Minyak Dunia Tergelincir

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada perdagangan Kamis (11/12/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (12/12/2025) WIB. Penurunan ini terjadi lebih dari 1%. Para investor kini mengalihkan perhatian mereka kembali ke pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Pasar tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh serangan pesawat nirawak Ukraina. Begitu pula dengan kabar penyitaan kapal tanker minyak oleh Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Venezuela.

Mengutip CNBC International, minyak mentah Brent tercatat turun 93 sen atau 1,49%. Harganya ditutup pada level US$61,28 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kehilangan 86 sen atau turun 1,47%. WTI menetap di angka US$57,60 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, memberikan pandangannya. Menurutnya, isu geopolitik sempat memberikan dorongan harga, namun sifatnya hanya sementara.

“Ada sedikit dukungan menyusul berita serangan pesawat nirawak. Namun tampaknya ada pergerakan pada kemungkinan jalan menuju perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Hal itu menghilangkan dukungan dari pasar,” ujar Flynn.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov turut memberikan pernyataan pada Kamis. Ia menyebut kunjungan utusan AS Steve Witkoff ke Moskow bulan ini telah menyelesaikan kesalahpahaman antara kedua negara. Lavrov menambahkan Moskow telah menyerahkan proposal jaminan keamanan kolektif kepada Washington.

Sehari sebelumnya, harga patokan minyak sempat menetap lebih tinggi. Hal ini dipicu kabar AS menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela. Meningkatnya ketegangan antara kedua negara sempat memicu kekhawatiran gangguan pasokan.

Emril Jamil, analis minyak senior di LSEG, menilai dampak penyitaan tersebut belum terasa signifikan di pasar. Namun, ia mengingatkan potensi gejolak harga.

“Sejauh ini, penyitaan tersebut belum berdampak ke pasar, namun eskalasi lebih lanjut akan memicu volatilitas harga minyak mentah yang berat. Pasar masih dalam ketidakpastian, mengamati kemajuan kesepakatan damai Rusia-Ukraina,” kata Jamil.

Terkait insiden tanker, Presiden AS Donald Trump memberikan konfirmasi pada hari Rabu.

“Kami baru saja menyita sebuah kapal tanker di pantai Venezuela, kapal tanker besar, sangat besar, yang terbesar sebenarnya, dan hal-hal lain sedang terjadi,” ungkap Trump.

Meski demikian, pejabat pemerintahan Trump tidak menyebutkan nama kapal tersebut. Kelompok manajemen risiko maritim Inggris, Vanguard, meyakini tanker bernama Skipper adalah kapal yang disita.

Di sisi lain, pedagang dan sumber industri menyebut pembeli Asia kini menuntut diskon besar untuk minyak mentah Venezuela. Mereka tertekan oleh lonjakan minyak sanksi dari Rusia dan Iran. Selain itu, risiko pemuatan di negara Amerika Selatan tersebut meningkat seiring AS memperkuat kehadiran militernya di Karibia.

Investor saat ini lebih fokus pada perkembangan pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman telah melakukan panggilan telepon dengan Trump. Mereka membahas upaya perdamaian terbaru Washington untuk mengakhiri perang di Ukraina. Momen ini disebut sebagai “momen kritis” dalam proses tersebut.

Sementara itu, serangan fisik terhadap fasilitas minyak tetap terjadi. Pesawat nirawak Ukraina menyerang anjungan minyak milik Rusia di Laut Kaspia untuk pertama kalinya. Serangan ini menghentikan ekstraksi minyak dan gas di fasilitas tersebut.

Dari sisi fundamental pasar, Badan Energi Internasional (IEA) menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2026. Di saat yang sama, IEA memangkas prediksi pertumbuhan pasokan dalam laporan pasar minyak bulanan terbarunya. Ini menyiratkan surplus yang sedikit lebih sempit tahun depan.

Sebaliknya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraannya. Pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2025 dan 2026 tidak berubah dalam laporan bulanan mereka.

Indikator ekonomi lainnya datang dari Federal Reserve (The Fed). Bank sentral AS tersebut menurunkan suku bunga acuannya. Namun, para pembuat kebijakan menyarankan kemungkinan jeda untuk pemangkasan lebih lanjut. Penurunan suku bunga biasanya dapat mengurangi biaya pinjaman konsumen serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

- Advertisement -

Artikel Terkait

The Fed Terbelah Soal Suku Bunga, Emas Tergelincir tapi Perak Tembus Rekor

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak turun tipis...

Harga Emas Naik Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga, Perak Sentuh Rekor Tertinggi

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada...

AS Sita Kapal Tanker di Venezuela, Harga Minyak Dunia Merangkak Naik

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia bergerak naik...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru