STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mencatat perubahan besar dalam struktur kepemilikan sahamnya setelah melantai di Bursa Efek Indonesia. Laporan pemegang saham per 30 September 2025 menunjukkan porsi kepemilikan publik atau free float melonjak signifikan.
Kini, free float EMAS mencapai 4,85 miliar lembar saham atau setara 29,9% dari total saham beredar. Angka ini meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan saat penawaran umum perdana (IPO) pada 23 September 2025, di mana saham publik hanya sebesar 1,61 miliar lembar atau sekitar 10%.
Kenaikan porsi publik tersebut terjadi seiring divestasi yang dilakukan salah satu investor strategis, Garibaldi ‘Boy’ Thohir. Dalam laporan yang sama, Boy Thohir tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham di atas 5%. Sebelumnya, berdasarkan prospektus IPO, ia memegang 905.037.245 lembar saham atau sekitar 6,21%.
Lonjakan free float ini menjadi kabar positif bagi EMAS di pasar modal. Peningkatan kepemilikan publik dapat memperkuat likuiditas saham sekaligus membuka peluang masuknya EMAS ke indeks global seperti MSCI, yang memperhitungkan kapitalisasi pasar berdasarkan free float.
Potensi tersebut diharapkan mampu memperluas basis investor internasional dan meningkatkan daya tarik saham EMAS di kalangan investor institusional.
Aksi korporasi ini juga menandai langkah lanjutan dari transisi fokus pribadi Boy Thohir. Sebelumnya, ia telah melepas kepemilikan di PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) pada Agustus 2024 dan mundur dari berbagai posisi strategis. Boy Thohir resmi meninggalkan jabatan Komisaris di PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) pada Maret 2022, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) pada April 2023, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada Juni 2025.
Langkah tersebut berpuncak saat ia menyerahkan kepemimpinan operasional Grup Adaro pada Juni 2025 untuk fokus pada kegiatan filantropi.
Sementara itu, dari sisi operasional, EMAS memperlihatkan kinerja yang semakin kuat. Perseroan telah memulai aktivitas penambangan perdana (first mining) pada 1 Oktober 2025. Target produksi emas perdana ditetapkan pada kuartal I 2026, dengan proyeksi puncak produksi mencapai sekitar 500 ribu ons per tahun pada 2032.
Presiden Direktur PT Merdeka Gold Resources Tbk Boyke Abidin menjelaskan peningkatan besar pada cadangan emas. Berdasarkan studi teknis terbaru, cadangan bijih emas (ore reserve) di tambang Pani meningkat menjadi 4,8 juta ons per 6 Oktober 2025.
“Angka ini 150% lebih tinggi dibanding cadangan sebelumnya sebesar 1,9 juta ons, dari kandungan sumber daya mineral yang melebihi 7 juta ons,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/10).
Total sumber daya (resources) kini tercatat lebih dari 7 juta ons emas, yang menunjukkan potensi ekspansi jangka panjang yang kuat.
Menurut Boyke, kombinasi antara struktur kepemilikan yang lebih terdiversifikasi dan penguatan fundamental operasional menempatkan EMAS dalam fase pertumbuhan baru yang strategis di bawah koordinasi Grup Merdeka.
Sebagai informasi, EMAS dan MBMA berada di bawah ekosistem PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang dikendalikan oleh PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.