STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) berencana melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issue. Anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) ini akan menerbitkan 11.736.512.323 lembar saham Seri B, dengan nilai nominal Rp25 per lembar.
Direksi GMFI mengungkapkan, total saham baru ini setara dengan 41,57% dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan. Adapun harga pelaksanaan PMHMETD akan ditetapkan dan diumumkan dalam prospektus mendatang sesuai dengan regulasi yang berlaku. “Rencana ini diharapkan dapat memperkuat posisi ekuitas perusahaan serta mendukung kegiatan operasional,” ujarnya, dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (25/10/2024).
Dalam aksi krporasi ini, GIAA, sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 89,1%, akan mengambil bagian atas seluruh HMETD yang menjadi haknya. GIAA akan menyerahkan aset berupa bangunan hanggar dan fasilitas pendukung sebagai pembayaran untuk saham baru yang diterbitkan. Dengan rencana inbreng ini, saham GIAA di GMFI juga akan meningkat. Adapun untuk bagian publik, penyetoran akan dilakukan dalam bentuk tunai.
Manajemen GMFI menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari strategi utama untuk mengalihkan aktiva tetap. GMFI sangat bergantung pada aset GIAA untuk operasional sehari-hari, termasuk perawatan armada dan layanan kepada pelanggan lainnya. Dengan memanfaatkan aset yang ada, GMFI berharap dapat mencapai pertumbuhan yang lebih baik.
Pengalihan aset direncanakan akan dilakukan setelah GMFI mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai ketentuan, waktu antara persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan pernyataan efektif OJK tidak boleh lebih dari 12 bulan.
Manajemen GMFI meyakini, PMHMETD ini akan membawa dampak positif bagi kondisi keuangan Perseroan. Rencana ini diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset, meningkatkan kegiatan operasional, memperbaiki ekuitas, serta mendukung pengembangan bisnis. Dengan demikian, PMHMETD akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Perseroan berharap pemegang saham dapat memanfaatkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang mereka miliki. Berdasarkan analisis, per 30 Juni 2024, ekuitas Perseroan diperkirakan mengalami perbaikan dari negatif US$ 298,1 juta menjadi negatif US$ 270,6 juta akibat inbreng aset GIAA.
Rencana penggunaan dana dari penambahan modal ini akan difokuskan pada pengembangan kemampuan dan operasional perawatan pesawat terbang. Pelaksanaan PMHMETD diperkirakan akan meningkatkan aset tetap Perseroan sebesar Rp 418.289.300.000 atau setara dengan US$ 25.472.827, berasal dari penyertaan modal non-tunai berupa aset GIAA. Selain itu, rencana ini juga akan meningkatkan posisi kas dan setara kas Perseroan dengan partisipasi dari pemegang saham lainnya.
Analisis dampak penambahan modal terhadap kinerja keuangan Perseroan menunjukkan beberapa perubahan signifikan. Pertama, ekuitas Perseroan meningkat sebesar US$ 27.500.885. Kedua, jika pemegang saham publik melaksanakan HMETD, diperkirakan akan ada tambahan kas sebesar US$ 1.500.000. Ketiga, penambahan aset tetap berdasarkan hasil appraisal mencapai Rp 418.289.300.000, yang setara dengan US$ 25.472.827. Keempat, net off aset ROU sewa hanggar GA dan utang sewa hanggar GA diperkirakan sebesar US$ 528.058.
Rasio keuangan juga menunjukkan dampak dari penambahan modal ini. Current ratio meningkat dari 86,01% menjadi 86,71%, sementara return on asset (ROA) turun dari 3,13% menjadi 2,96%. Return on equity (ROE) juga mengalami penurunan dari -4,45% menjadi -4,90%, dan return on investment (ROI) menurun dari 8,17% menjadi 7,72%.
Bagi pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD, dampak pelaksanaan PMHMETD adalah dilusi kepemilikan saham yang bisa mencapai 29,36% jika seluruh HMETD yang diterbitkan dilaksanakan oleh pemegang HMETD yang berhak.