STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) bersiap mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini merupakan anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik konglomerat Prajogo Pangestu.
CDIA akan melepas 12.482.937.500 saham ke publik. Jumlah ini setara 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Mengutip prospektus CDIA yang dirilis Kamis, 19 Juni 2025, masa penawaran awal berlangsung 19–24 Juni 2025. Tanggal efektif ditargetkan pada 30 Juni 2025. Penawaran umum dijadwalkan pada 2–4 Juli 2025.
Penjatahan saham dilakukan pada 4 Juli 2025. Distribusi saham secara elektronik digelar pada 7 Juli 2025. Saham CDIA akan resmi tercatat di BEI pada 8 Juli 2025.
Harga penawaran saham IPO dipatok antara Rp170 hingga Rp190 per saham. Jika seluruh saham terserap pasar, CDIA berpotensi meraih dana segar sebesar Rp2,1 triliun hingga Rp2,4 triliun.
“Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham akan digunakan untuk pengembangan bisnis,” tulis manajemen dalam prospektus.
Setelah dikurangi biaya emisi, dana akan dialokasikan untuk dua sektor utama. Sekitar Rp871,76 miliar akan disetor ke anak usaha di bidang logistik, yaitu PT Citra Sarana Internasional (CSI) dan PT Mitra Inti Makmur (MIM). Dana ini akan digunakan untuk membeli kapal dan membiayai operasional, termasuk lewat anak usaha PT Citra Maritim Indonesia (CMI).
Sementara itu, sekitar Rp1,5 triliun akan disalurkan ke anak usaha sektor pelabuhan dan penyimpanan, yaitu PT Citra Sarana Pelabuhan (CSP). Dana dari CSP kemudian diteruskan ke PT Citra Cipta Pelabuhan (CCP). Dana ini akan digunakan untuk membangun tangki penyimpanan, pipa ethylene, dan fasilitas penunjang lainnya.
Jika dana hasil IPO tidak mencukupi, perusahaan telah menyiapkan alternatif lain. CDIA membuka opsi penggunaan kas internal dan fasilitas pendanaan tambahan.
Henan Putihrai Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Beberapa perusahaan sekuritas lain yang ikut menjamin emisi adalah DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, BNI Sekuritas, BCA Sekuritas, dan OCBC Sekuritas Indonesia.
Aset Naik Tajam, Laba Melejit Ribuan Persen!
CDIA membukukan kinerja keuangan yang mencorong sepanjang tahun 2024. Pendapatan perusahaan tercatat sebesar US$102,25 juta, naik sekitar 35% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar US$75,76 juta.
Laba kotor juga ikut melesat menjadi US$10,46 juta. Angka ini tumbuh 64,2% dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar US$6,37 juta.
Laba sebelum pajak melonjak tajam menjadi US$33,42 juta. Dibandingkan tahun 2023 yang hanya US$2,25 juta, kenaikannya lebih dari 1.380%.
Setelah dikurangi pajak penghasilan sebesar US$737.715, CDIA masih berhasil mencatat laba bersih sebesar US$32,69 juta. Angka ini melonjak lebih dari 1.630% dibanding laba bersih tahun sebelumnya yang hanya US$1,89 juta.
Meski rugi komprehensif lain meningkat menjadi US$177.318 dari sebelumnya US$21.771, laba komprehensif tetap naik signifikan. Total laba komprehensif tahun 2024 tercatat sebesar US$32,51 juta, atau melonjak lebih dari 1.600% dari US$1,87 juta di tahun sebelumnya.
Laba per saham dasar juga ikut terdongkrak. Setelah disesuaikan dengan pemecahan nominal saham menjadi Rp100 per saham, laba per saham tahun 2024 tercatat US$0,0003231. Ini naik sekitar 5.883% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$0,0000054.
Di sisi neraca, total aset perusahaan tumbuh menjadi US$1,07 miliar. Ini naik sekitar 17% dari tahun 2023 yang sebesar US$916,19 juta.
Namun, aset lancar turun drastis sebesar 59,7%, dari US$652,41 juta menjadi US$263,03 juta. Sebaliknya, aset tidak lancar melonjak 208% dari US$263,78 juta menjadi US$812,75 juta. Ini mengindikasikan peningkatan investasi jangka panjang perusahaan.
Liabilitas juga meningkat 40,5% menjadi US$328,32 juta. Kenaikan terutama terjadi pada liabilitas jangka panjang yang naik 45,8% dari US$205,21 juta menjadi US$299,12 juta.
Meski beban meningkat, ekuitas tetap tumbuh sehat. Total ekuitas CDIA per akhir 2024 tercatat sebesar US$747,46 juta, naik 9,5% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$682,50 juta.
Valuasi Harga Saham Menarik
Menurut Sukarno Alatas, Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, prospek CDIA sangat menjanjikan. “Perusahaan berada dalam posisi yang kuat untuk mendukung ekspansi di masa depan, didukung oleh manajemen risiko keuangan yang sehat,” ujarnya, dikutip Jumat (20/6/2025).
Dari sisi valuasi, harga IPO CDIA dinilai cukup menarik. Kisaran harga penawaran berada di angka Rp170–Rp190 per saham. Kisaran ini mencerminkan price to earning (PE) ratio sebesar 43x–48x, lebih rendah dibanding rata-rata industri yang mencapai 99x.
Sementara itu, price to book value (PBV) CDIA berada di kisaran 1,5x–1,6x, jauh lebih murah dari rata-rata industri yang sebesar 14,5x. Price to sales (P/S) ratio CDIA juga kompetitif di angka 13x–14x, dibandingkan rerata industri 18x.
Meski demikian, investor tetap perlu mencermati sejumlah risiko yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Risiko tersebut meliputi perubahan regulasi, fluktuasi harga komoditas, keterlambatan proyek, penurunan permintaan industri, tantangan lingkungan, gangguan operasional, hingga keterbatasan pembiayaan.
Dengan kombinasi pertumbuhan yang kuat, struktur keuangan sehat, dan valuasi menarik, CDIA menjadi salah satu calon emiten yang patut diperhatikan oleh investor tahun ini.
CDIA dikenal sebagai perusahaan investasi infrastruktur. Perusahaan ini fokus berinvestasi di bidang energi, air, logistik, pelabuhan, dan penyimpanan. Induk usaha CDIA, TPIA, merupakan pemain utama di sektor energi dan kimia di Asia Tenggara. Pemegang saham lainnya adalah EGCO Group, perusahaan listrik asal Thailand.
Bisnis CDIA terbagi dalam empat pilar. Di bidang energi, anak usaha KCE memasok listrik untuk kawasan industri KIK Cilegon, Banten. Layanan ini menjangkau 216 pelanggan dari sektor industri, sosial, pemerintahan, dan rumah tangga. Pilar energi menyumbang 73,26% dari pendapatan bersih tahun 2024.
Di sektor logistik, anak usaha CSI dan MIM mengoperasikan 7 kapal untuk pengangkutan bahan kimia dan gas. Melalui entitas asosiasi SBL, Perseroan juga mengelola 155 armada truk untuk jasa logistik darat. Kontribusi pilar ini sebesar 5,50% terhadap pendapatan bersih 2024.
Di bidang pelabuhan dan penyimpanan, anak usaha RPU menyediakan jasa bongkar muat dan sewa tangki. Fasilitas RPU melayani produk kimia dan minyak bumi, serta memiliki dermaga untuk kapal besar. Pilar ini menyumbang 4,67% dari pendapatan bersih tahun lalu.
Di sektor air, perusahaan asosiasi KTI menyediakan air bersih dari Sungai Cidanau dan Cipasauran. Kontribusi pilar ini mencapai 16,58% terhadap laba bersih tahun 2024.
IPO ini menjadikan CDIA sebagai emiten ketiga milik Prajogo Pangestu yang melantai di BEI dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya, CUAN milik Petrindo Jaya Kreasi IPO pada Maret 2023. Barito Renewables Energy (BREN) menyusul pada Oktober 2023.