Senin, Desember 22, 2025
30.5 C
Jakarta

Harga Batu Bara Lesu, Laba Adaro Andalan (AADI) Susut 44% Jadi AS$ 655 Juta

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) membukukan pendapatan sebesar US$ 3.609 juta sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 (9M25). Angka ini turun 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (9M24). Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh melemahnya harga batu bara.

Kondisi tersebut berdampak langsung pada keuntungan perusahaan. Laba bersih AADI pada 9M25 tercatat turun 44% secara tahunan (year on year) menjadi US$ 655 juta.

Pada public expose tahunan yang digelar di Jakarta, Senin (22/12/2025), manajemen menjelaskan tantangan yang dihadapi industri saat ini. Pasar batu bara termal 2025 menghadapi tekanan harga di tengah ketersediaan pasokan yang melimpah. Hal ini terjadi akibat peningkatan produksi negara pengimpor utama serta penurunan permintaan musiman.

“Meski demikian, batu bara diperkirakan tetap memiliki peran dalam bauran energi global seiring meningkatnya kebutuhan energi dalam jangka panjang,” tulis manajemen dalam keterangan resminya, Senin (22/12/2025).

Dari sisi operasional, volume penjualan AADI telah mencapai 52,69 juta ton hingga September 2025. Nisbah kupas tercatat sebesar 4,2x. Hasil kinerja ini masih sejalan dengan panduan penjualan perusahaan tahun 2025 yakni 65-67 juta ton batu bara. Panduan nisbah kupas juga ditargetkan sebesar 4,3x.

Indonesia menjadi pasar penjualan terbesar selama periode ini. Posisi selanjutnya diikuti oleh Malaysia, India, dan China. Mayoritas pelanggan perusahaan terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan pengguna akhir lainnya.

Manajemen juga melaporkan realisasi belanja modal (capex) hingga September 2025. Total dana yang terserap mencapai US$ 243 juta. Dana ini terutama digunakan untuk investasi pada pembangkit listrik guna menunjang kegiatan industri di Kalimantan Utara.

Selain itu, belanja modal dialokasikan untuk pembelian tongkang dan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan. Realisasi ini sejalan dengan panduan belanja modal di awal tahun sebesar AS$ 250-300 juta.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Sambut Libur Nataru, BTN Siapkan Uang Tunai Rp19,67 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

Tembus 1 Juta Transaksi Harian, Superbank Cetak Laba Rp 122,4 Miliar hingga November 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA)...

Protelindo hingga IBST Perpanjang Fasilitas Pinjaman Rp 2,5 Triliun dari MUFG Bank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru