STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Jumat (24/1/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (25/1/2025) WIB. Harga logam mulia ini mendekati rekor tertinggi yang pernah dicapai pada Oktober lalu. Pelemahan dolar AS dan ketidakpastian soal tarif perdagangan yang disuarakan Presiden Donald Trump jadi pemicu utama kenaikan harga.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,7% ke level US$2.773,02 per ounce. Sepanjang minggu ini, harga emas sudah meningkat 2,9% dan kini hanya terpaut US$5,63 dari rekor tertinggi US$2.790,15 yang tercapai pada 31 Oktober. Kontrak berjangka emas AS juga naik 0,5% dan ditutup di US$2.779,7 per ounce.
Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, mengatakan pelemahan dolar menjadi pendorong utama kenaikan emas. “Pernyataan Trump soal tarif perdagangan menciptakan kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi dan kemungkinan kebijakan bank sentral yang lebih longgar,” ujarnya.
Ketidakpastian ekonomi global membuat emas semakin diminati sebagai aset lindung nilai. Dalam kondisi suku bunga rendah, logam mulia semakin menarik bagi investor.
Pelemahan dolar terjadi setelah Trump dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia menyerukan penurunan suku bunga secepatnya. Indeks dolar AS pun turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan, sehingga emas menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Pasar kini menanti pengumuman kebijakan tarif yang dijadwalkan pada 1 Februari. Sementara itu, pertemuan Federal Reserve pada 29 Januari diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga, menurut Standard Chartered.
Logam mulia lainnya juga ikut naik. Harga perak spot bertambah 0,7% ke US$30,66 per ounce, platinum naik 0,6% ke US$948,20, dan palladium menguat tipis 0,1% ke US$992,56.
Kenaikan harga emas pekan ini juga didorong oleh aksi beli besar-besaran. Meski aliran dana ke ETF emas masih berfluktuasi, investor tetap mencermati langkah Trump selanjutnya yang bisa berdampak besar pada harga emas ke depan.