STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia turun pada penutupan perdagangan Rabu (17/7/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (18/7/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun sekitar 0,2% menjadi US$2.462,85 per ons karena aksi ambil untung. Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.482,29 per ons. Kontrak emas berjangka AS stabil di US$2.461,88.
David Meger, Direktur Investasi Alternatif dan Perdagangan di High Ridge Futures, mengatakan, “Harapan bahwa kita semakin mendekati pemotongan suku bunga Fed dan penurunan yield, bersama dengan melemahnya dolar, adalah faktor utama yang mendukung pergerakan harga emas ini.”
Semakin banyak pejabat Fed yang menyatakan keyakinannya bahwa laju kenaikan harga kembali sesuai dengan target bank sentral. Hal ini terjadi setelah pembacaan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya tahun ini.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan waktu untuk pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS semakin dekat. Namun, ketidakpastian tentang jalur ekonomi membuat tidak jelas kapan penurunan biaya pinjaman jangka pendek akan terjadi.
Data menunjukkan produksi di pabrik-pabrik AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juni. Peningkatan ini berkontribusi pada rebound yang solid dalam output pada kuartal kedua.
Pasar sekarang melihat kemungkinan 98% pemotongan suku bunga AS pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa hasil dan menekan dolar, membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain.
Dolar AS melemah 0,4% mendekati level terendah empat bulan terhadap sekeranjang mata uang.
Sementara itu, perak turun lebih dari 3% menjadi US$30,24 per ons. Platinum turun 0,3% menjadi US$996,90 dan paladium turun 0,4% menjadi US$955,68.