STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada akhir perdagangan Selasa (22/7/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (23/7/2025) WIB. Investor mulai mengambil untung setelah logam mulia ini menyentuh level tertingginya dalam lima pekan terakhir.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,3% ke posisi US$3.385,20 per troy ounce. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat juga melemah 0,3% menjadi US$3.396,10 per troy ounce.
Koreksi ini terjadi meski harga emas sempat menyentuh level tertingginya sejak 17 Juni di sesi perdagangan sebelumnya. Pelaku pasar kini menaruh perhatian penuh pada tenggat waktu kebijakan tarif impor Amerika Serikat pada 1 Agustus.
Analis komoditas senior Reliance Securities, Jigar Trivedi, mengatakan tekanan jual wajar terjadi setelah lonjakan harga emas baru-baru ini. “Emas kemungkinan tetap bullish. Resistensi kuat terlihat di dekat US$3.420, sementara support ada di US$3.350,” ujarnya.
Di sisi lain, nilai indeks dolar AS cenderung stabil terhadap mata uang utama lainnya. Penguatan dolar membuat emas yang dihargai dalam mata uang ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Ketidakpastian dari sisi geopolitik juga masih membayangi. Para diplomat Uni Eropa menyebut blok tersebut sedang menjajaki langkah-langkah balasan terhadap Amerika Serikat seiring memudarnya harapan tercapainya kesepakatan dagang.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif 30% terhadap impor dari Eropa jika tidak ada kesepakatan hingga tenggat 1 Agustus.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan pemerintah mengutamakan kualitas kesepakatan dagang dibanding waktu pencapaiannya.
Pasar juga tengah menanti keputusan dari pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed) pekan depan. The Fed diperkirakan belum akan mengubah suku bunga saat ini dan berpotensi memangkasnya mulai Oktober.
Emas biasanya berkinerja baik dalam situasi suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi global.
Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,3% ke US$38,74 per troy ounce. Platinum melemah 0,4% ke US$1.433,20, dan palladium merosot 1,8% ke US$1.242,54.
Sementara itu, perusahaan tambang Rusia, Nornickel, memangkas proyeksi produksi palladium untuk tahun ini. Produksi diperkirakan berada di kisaran 2,677 juta hingga 2,729 juta ons, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,704 juta hingga 2,756 juta ons.