STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melemah pada penutupan perdagangan Kamis (20/3/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (21/3/2025) WIB, Penurunan harga logam mulia ini terjadi setelah sempat mencapai rekor tertinggi di awal sesi. Namun, prospek kenaikan harga tetap kuat karena ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve serta meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi US$3.038,79 per ons pada pukul 11:38 EDT (15:38 GMT). Sebelumnya, harga sempat menyentuh rekor tertinggi di US$3.057,21 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas di AS justru naik tipis 0,1% ke US$3.043,80 per ons.
Menurut Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, penurunan harga emas saat ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung. “Spekulan mencoba memanfaatkan momentum pasar dan mengambil keuntungan. Setiap kali emas mencetak rekor baru, biasanya muncul sedikit tekanan jual,” ujarnya.
Meskipun emas dikenal sebagai aset safe haven, Ebkarian menilai logam mulia ini belum sepenuhnya berperan sebagai pelindung nilai bagi investor ritel. “Secara teknis, kita belum mengalami resesi. Namun, perlambatan ekonomi yang terjadi bisa memicu ketidakpastian lebih lanjut dan meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven,” tambahnya.
Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga juga menjadi faktor yang mempengaruhi pasar emas. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa kebijakan awal Presiden AS Donald Trump, termasuk tarif impor yang tinggi, berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan inflasi.
Di sisi lain, Trump mengkritik langkah The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga, meskipun bank sentral itu masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun. Saat ini, para pedagang memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 69 basis poin tahun ini, dengan kemungkinan pemotongan pertama pada Juli.
Dalam catatan analis Citi, harga emas diproyeksikan bisa mencapai US$3.500 per ons pada akhir tahun, didukung oleh meningkatnya permintaan lindung nilai akibat kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS dan stagflasi.
Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik juga turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Serangan udara Israel di Gaza, yang mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan, menewaskan sedikitnya 91 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Di pasar logam lainnya, harga perak turun 1,2% menjadi US$33,41 per ons. Platinum melemah 1,1% ke US$982 per ons, sementara palladium turun 1,3% ke US$946,50 per ons.