Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Harga Emas Meroket, Didorong Geopolitik dan Suku Bunga AS

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas kembali kembali melesat pada penutupan perdagangan Senin (16/12/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (17/12/2024) WIB. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar AS dan harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve (Fed). Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut turut memberikan dukungan bagi harga logam mulia tersebut.

Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0,2% menjadi US$2.654,27 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS sedikit turun 0,2% di posisi US$2.670. Kenaikan harga emas ini diperkirakan sebagai reaksi pasar terhadap situasi global yang tidak pasti.

Nitesh Shah, analis komoditas di WisdomTree, mengatakan bahwa ketegangan geopolitik menjadi faktor utama yang mendukung harga emas. “Risiko geopolitik yang berkelanjutan berperan besar dalam memperkuat harga emas,” ujar Shah. Ketidakpastian ini mendorong investor untuk mencari perlindungan dalam emas.

China, sebagai konsumen emas terbesar dunia, turut memberikan dampak positif. Shah menjelaskan bahwa negara tersebut diperkirakan akan meningkatkan kebijakan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonominya. Ini tentu akan memperkuat permintaan emas global.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin memanas. Israel baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menggandakan jumlah pemukim di Dataran Tinggi Golan sebagai respons terhadap ancaman dari Suriah. Meski begitu, pemimpin pemberontak yang sebelumnya menggulingkan Presiden Bashar al-Assad menunjukkan sikap hati-hati. Ketegangan ini turut mendukung kenaikan harga emas.

Emas sering dianggap sebagai investasi yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Di tengah suku bunga rendah, logam mulia yang tidak memberikan hasil ini menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari perlindungan.

Pasar juga mengharapkan pelonggaran suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve. Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25 poin dalam pertemuan yang dimulai pada hari Selasa ini. Rhona O’Connell, analis dari StoneX, menjelaskan bahwa meski faktor ekonomi dan politik mendukung emas, keputusan Fed untuk menghentikan penurunan suku bunga setelah Desember dapat membatasi potensi kenaikan harga emas.

Indeks dolar AS turun 0,1% setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam hampir tiga minggu. Pelemahan dolar ini membuat harga emas yang dipatok dalam dolar AS lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.

Citi, dalam laporan terbarunya, memperkirakan permintaan emas dan perak akan tetap kuat hingga suku bunga AS stabil. Puncak permintaan untuk kedua logam mulia ini diperkirakan akan terjadi pada akhir 2025 hingga awal 2026.

Investor kini menantikan data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini. Angka PDB dan inflasi AS yang akan diumumkan dapat memengaruhi sentimen pasar lebih lanjut.

Artikel Terkait

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

Harga Minyak Turun, Pasar Waspadai Kenaikan Produksi OPEC+ dan Ancaman Trump ke India

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Melesat 2%, Investor Yakin The Fed Akan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat tajam pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru