STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Selasa (23/7/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (24/7/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,2% menjadi US$2.402,39 per ounce pada pukul 14:15 GMT. Emas berjangka AS juga mendaki 0,4% menjadi US$2.403,40 per ounce.
Kenapa harga emas bisa naik? Para investor kini menunggu data ekonomi dari Amerika Serikat yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Data ini sangat dinanti karena bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, banyak ekonom memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini. Penurunan suku bunga akan mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menghasilkan bunga.
Saat ini, pasar memprediksi kemungkinan 96% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September, berdasarkan alat CME FedWatch. Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua yang akan dirilis Kamis ini dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang akan diumumkan Jumat nanti menjadi sorotan utama minggu ini.
Jika data PCE lebih rendah dari yang diperkirakan, pasar akan semakin yakin bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada bulan September. Selain itu, India baru saja memangkas bea impor emas dan perak. Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan ritel dan membantu mengurangi penyelundupan di negara konsumen emas terbesar kedua di dunia.
Menurut Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals, sentimen teknis untuk emas tetap bullish. Hal ini menarik spekulan untuk membeli emas saat harga turun, melihat ini sebagai peluang untuk mendapatkan barang murah.
Sementara itu, harga perak spot turun 0,6% menjadi US$29,04 per ounce, platinum turun 0,6% menjadi US$941,50 per ounce, dan palladium naik sekitar 1% menjadi US$916,75 per ounce.
