STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali anjlok parah pada penutupan perdagangan hari Kamis (26/9/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (27/9/2024) WIB. Penurunan ini dipicu oleh laporan yang menyebutkan bahwa Arab Saudi berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak, yang membuat pasar bereaksi negatif.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot tajam US$2,02 atau 2,9% menjadi US$67,67 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ambruk US$1,86 atau 2,53%, mencapai US$71,60 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Sumber yang dekat dengan kerajaan Arab Saudi menyebutkan bahwa negara tersebut siap meninggalkan target harga minyak tak resmi sebesar US$100 per barel. Rencana ini termasuk meningkatkan produksi minyak mulai Desember mendatang, meskipun kebijakan ini berpotensi menekan harga minyak untuk waktu yang lebih lama.
Tidak hanya Arab Saudi, penurunan harga minyak juga dipengaruhi ekspektasi peningkatan produksi dari Libya. Kesepakatan politik di negara tersebut, termasuk penunjukan gubernur bank sentral yang baru, diharapkan akan mengakhiri gangguan produksi yang disebabkan oleh konflik berkepanjangan.
Permintaan minyak dari China, sebagai importir terbesar di dunia, juga semakin melemah. Meskipun China baru saja mengumumkan paket stimulus ekonomi, dampaknya belum cukup kuat untuk mendongkrak permintaan minyak. “Lemahnya permintaan dari China menambah beban bagi pasar minyak global,” ungkap seorang analis pasar energi.
Harga minyak yang sempat menguat di awal pekan, kini kembali tertekan, membuat pasar energi berada di bawah tekanan yang signifikan.