STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia berakhir mixed pada penutupan perdagangan Jumat (28/6/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (29/6/2024) WIB. Investor mengkhawatirkan pecahnya perang antara Israel dan kelompok milisi Hezbollah yang didukung Iran.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 20 sen atau 0,24% menjadi US$81,54 per barel, di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah WTI sempat menyentuh angka tertinggi intraday di US$82,72 per barel. Ini adalah level tertinggi untuk minyak mentah AS sejak 30 April.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2024, naik 2 sen mencapai US$86,41 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Peningkatan harga minyak ini dipicu oleh kekhawatiran akan konflik militer antara Israel dan Hezbollah. RBC Capital Markets menyatakan bahwa hal ini bisa mengganggu pasokan minyak mentah. Pentagon telah mengerahkan aset militer lebih dekat ke Lebanon untuk persiapan evakuasi warga Amerika seiring dengan meningkatnya pertempuran dan tembakan lintas perbatasan antara Israel dan Hezbollah. Departemen Luar Negeri AS juga mengimbau warganya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon.
Menurut RBC Capital Markets, Hezbollah bisa menargetkan operasi gas lepas pantai Israel jika perang meletus. Israel pun bisa berupaya menyerang fasilitas minyak Iran. Ada juga risiko bahwa Iran bisa menyerang kapal tanker di Selat Hormuz atau menghentikan détente dengan Arab Saudi dan menyerang fasilitas minyak di kerajaan tersebut.
Meskipun détente Iran-Saudi masih berlangsung, Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC, dan tim analisnya menulis bahwa risiko terhadap pasokan energi regional dan aset ekonomi penting lainnya tetap ada jika perang menyebar ke luar perbatasan saat ini.
