Kamis, Desember 25, 2025
30.7 C
Jakarta

Harga Minyak Dunia ‘Galau’, Brent dan WTI Ditutup Melemah Tipis Jelang Libur Natal

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Pergerakan harga minyak dunia terpantau stabil pada perdagangan Rabu (24/12/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (25/12/2025) WIB. Para investor tengah menimbang data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta risiko gangguan pasokan dari Venezuela dan Rusia. Namun, harga komoditas ini tetap berada di jalur penurunan tahunan terburuknya sejak 2020.

Mengutip CNBC International, minyak mentah Brent ditutup turun 23 sen atau 0,4% menjadi US$ 62,15 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 8 sen atau 0,2% ke posisi US$ 58,29 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Kedua kontrak minyak ini sebenarnya sudah naik sekitar 6% sejak 16 Desember lalu. Saat itu, harga sempat anjlok ke level terendah dalam hampir lima tahun.

Analis IG, Tony Sycamore, memberikan pandangannya terkait kondisi pasar saat ini. Ia menyoroti adanya penyesuaian posisi di tengah volume perdagangan yang tipis.

“Apa yang kita lihat selama seminggu terakhir adalah kombinasi dari penyesuaian posisi di pasar yang tipis, setelah penurunan minggu lalu gagal mendapatkan momentum, ditambah dengan ketegangan geopolitik yang meningkat, termasuk blokade AS terhadap Venezuela dan didukung oleh data PDB yang kuat tadi malam,” ujar Tony.

Data ekonomi terbaru menunjukkan ekonomi terbesar di dunia itu tumbuh dengan laju tercepat dalam dua tahun terakhir pada kuartal ketiga. Pertumbuhan ini didorong oleh belanja konsumen yang kuat dan lonjakan ekspor yang tajam.

Meski demikian, harga Brent dan WTI berada di jalur penurunan tahunan. Brent diprediksi turun sekitar 16% dan WTI 18% tahun ini. Ini menjadi penurunan tajam sejak pandemi COVID-19 menghantam permintaan minyak pada 2020 lalu. Pasokan yang diperkirakan akan melebihi permintaan tahun depan menjadi pemicu utamanya.

Dari sisi pasokan, gangguan ekspor Venezuela menjadi faktor paling signifikan yang menahan kejatuhan harga. Selain itu, serangan balasan antara Rusia dan Ukraina terhadap infrastruktur energi masing-masing turut menopang pasar. Laporan Haitong Futures menyebutkan hal tersebut.

Lebih dari selusin kapal bermuatan kini tertahan di Venezuela. Mereka menunggu arahan baru dari pemiliknya setelah AS menyita supertanker Skipper awal bulan ini. AS juga menargetkan dua kapal tambahan pada akhir pekan lalu.

Dennis Kissler, Senior Vice President of Trading di BOK Financial, turut berkomentar mengenai situasi perdagangan jelang libur.

“Perdagangan liburan yang bergejolak tampaknya menjadi norma di sini dengan blokade Venezuela menjadi titik fokus memasuki akhir pekan liburan,” kata Dennis.

Masalah pasokan juga datang dari Kazakhstan. Pengiriman minyak melalui Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) diperkirakan turun sepertiganya pada Desember. Ini merupakan level terendah sejak Oktober 2024. Penurunan terjadi akibat serangan drone Ukraina yang merusak fasilitas di terminal ekspor utama CPC.

Di sisi lain, data American Petroleum Institute (API) pada Selasa menunjukkan kenaikan stok. Persediaan minyak mentah AS naik 2,39 juta barel pekan lalu. Stok bensin juga bertambah 1,09 juta barel, sementara persediaan distilat naik 685.000 barel.

Adapun data resmi persediaan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) baru akan dirilis pada Senin pekan depan. Jadwal ini mundur dari biasanya karena libur Natal.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Sempat Tembus US$4.500, Harga Emas dan Perak Pilih Rehat Sejenak

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Pergerakan harga emas dunia tertahan pada...

Cetak Rekor Lagi, Harga Emas Tembus US$4.500 dan Perak Melambung Tinggi

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dan perak dunia kembali...

Dibayangi Konflik Rusia-Ukraina, Harga Minyak Dunia Berakhir Stabil

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia bergerak stabil...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru