Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Harga Minyak Dunia Turun Tajam, Ternyata Ini Penyebabnya! 

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia turun tajam pada penutupan perdagangan Senin (16/12/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (17/12/2024) WIB. Penurunan ini dipicu oleh lemahnya belanja konsumen di China, yang merupakan pengimpor minyak terbesar di dunia. Selain itu, ketidakpastian menjelang keputusan suku bunga oleh Federal Reserve AS turut memberikan dampak negatif.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 turun 0,8% atau sekitar 58 sen mencapai US$70,71 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari  2025 melemah 0,8% atau sekitar 58 sen menjadi US$73,91 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Minggu lalu, harga minyak sempat naik karena pasar berharap pasokan akan semakin ketat akibat sanksi terhadap produsen minyak Rusia dan Iran. Selain itu, harapan akan penurunan suku bunga di AS dan Eropa turut mendukung harga minyak.

Namun, sentimen positif tersebut mulai memudar. Jim Ritterbusch, analis dari Ritterbusch and Associates, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mendukung kenaikan harga sudah tercermin dalam harga minyak. “Minggu ini, tidak ada faktor besar yang bisa mendorong harga lebih lanjut,” tambahnya.

Salah satu penyebab tekanan pada pasar adalah data penjualan ritel di China yang lebih lambat dari perkiraan. Hal ini membuat Beijing semakin terbebani untuk meningkatkan stimulus guna mendorong ekonomi yang sedang lemah. Bob Yawger, Direktur Futures Energi di Mizuho, New York, mengatakan bahwa pasar minyak kini menghadapi sentimen pesimis. “Harapan akan pertumbuhan permintaan minyak semakin tipis, terutama dengan kondisi ekonomi China yang tidak pasti,” ujarnya.

Kondisi ekonomi China yang suram juga menjadi alasan mengapa OPEC+ menunda rencana peningkatan produksi minyak hingga April mendatang. Selain itu, banyak pedagang yang memilih untuk mengambil keuntungan setelah lonjakan harga lebih dari 6% minggu lalu. Tony Sycamore, analis pasar di IG, mengatakan, “Profit taking adalah hal wajar setelah harga minyak melonjak.”

Pasar kini juga menunggu keputusan penting dari Federal Reserve pada pertemuan 17-18 Desember. Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25 poin persentase. Langkah ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Tekanan lain datang dari penguatan dolar AS, yang mendekati level tertinggi dalam tiga pekan terakhir terhadap mata uang utama lainnya. Dolar AS dan harga minyak biasanya bergerak berlawanan arah, sehingga penguatan dolar menambah tekanan pada harga minyak.

Investor juga menantikan laporan persediaan minyak AS yang akan dirilis minggu ini. Survei Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah dan distilat di AS akan turun sekitar 1,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 13 Desember. Sebaliknya, persediaan bensin diperkirakan akan meningkat.

Artikel Terkait

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

Harga Minyak Turun, Pasar Waspadai Kenaikan Produksi OPEC+ dan Ancaman Trump ke India

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Melesat 2%, Investor Yakin The Fed Akan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat tajam pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru