STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan signifikan pada penutupan perdagangan Jumat (3/1/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (4/1/2025) WIB. Ini didorong oleh harapan stimulus ekonomi di China dan penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2025 naik 83 sen, atau 1,13%, menjadi US$73,96 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari 2025 menguat 58 sen, atau 0,76%, mencapai US$76,51 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Secara mingguan, harga minyak Brent menguat sekitar 3%, sementara WTI naik hampir 5%. Kenaikan ini didorong oleh harapan kebijakan ekonomi China yang dapat mendorong pertumbuhan. China, sebagai importir minyak terbesar, diharapkan dapat meningkatkan permintaan minyak.
Alex Hodes, analis StoneX, mengatakan, “China akan memainkan peran penting dalam ekonomi global 2025. Banyak harapan ditempatkan pada stimulus pemerintah untuk mendorong konsumsi dan permintaan minyak.”
China baru saja menaikkan upah pegawai pemerintah, yang diperkirakan akan menyuntikkan sekitar US$20 miliar ke dalam perekonomian.
Di sisi lain, investor juga menantikan kemungkinan Federal Reserve menurunkan suku bunga lebih lanjut. Penurunan suku bunga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, karena biaya pinjaman yang lebih rendah mendorong konsumsi.
Di Amerika Serikat, cadangan minyak mentah sedikit turun, berkurang 1,2 juta barel menjadi 415,6 juta barel, lebih rendah dari perkiraan penurunan 2,8 juta barel. Stok bensin dan distilat AS juga meningkat seiring produksi kilang yang naik, meskipun permintaan bahan bakar tercatat turun ke level terendah dalam dua tahun.