Rabu, Agustus 6, 2025
33.2 C
Jakarta

Harga Minyak Meroket, Ketegangan Pasokan dari Rusia dan Iran Jadi Pemicu

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada penutupan perdagangan Selasa (7/1/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (8/1/2025) WIB. Peningkatan ini didorong oleh kekhawatiran tentang pasokan yang lebih ketat dari Rusia dan Iran akibat sanksi Barat, serta ekspektasi permintaan yang lebih tinggi dari China.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2025 menguat 0,94%, atau 69 sen menjadi US$74,25, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari 2025 menguat 0,98%, atau 75 sen mencapai US$77,05 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Para pelaku pasar kini mencermati rencana stimulus ekonomi China yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan. Pasokan minyak juga tergolong ketat setelah libur Natal dan Tahun Baru, seperti yang dijelaskan oleh analis pasar Forex, Razan Hilal.

“Meski pasar sedang dalam kondisi range-bound, harga naik didorong oleh ekspektasi permintaan yang membaik, berkat lonjakan lalu lintas liburan dan komitmen ekonomi China,” ujar Hilal dalam catatan pagi. “Namun, tren utama masih menunjukkan kecenderungan bearish.”

Selain itu, pasar mulai mempertimbangkan potensi gangguan pasokan dari ekspor minyak Iran ke China. Kekhawatiran terhadap sanksi yang semakin ketat terhadap pasokan ini mendorong permintaan minyak Timur Tengah. Hal ini tercermin dalam kenaikan harga minyak Arab Saudi untuk Februari yang ditujukan ke Asia, pertama kali dalam tiga bulan terakhir.

Di China, Shandong Port Group mengeluarkan pemberitahuan yang melarang kapal pengangkut minyak yang dikenai sanksi AS beroperasi di jaringan pelabuhannya. Langkah ini bisa membatasi akses kapal yang terdaftar dalam daftar hitam ke terminal energi utama di pantai timur China.

Sementara itu, cuaca dingin di AS dan Eropa meningkatkan permintaan untuk minyak pemanas. Meskipun demikian, kenaikan harga minyak terbatas oleh data ekonomi global. Inflasi zona euro yang meningkat pada Desember menjadi kejutan yang diperkirakan, tetapi kemungkinan tidak akan menggagalkan penurunan suku bunga lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa.

“Inflasi yang lebih tinggi di Jerman menambah spekulasi bahwa ECB mungkin tidak dapat menurunkan suku bunga secepat yang diharapkan di seluruh zona euro,” kata Ashley Kelty, analis Panmure Liberum.

Indikator teknikal untuk futures minyak kini berada di wilayah jenuh beli, dan para penjual mulai masuk untuk memanfaatkan kekuatan ini, yang membatasi kenaikan harga lebih lanjut, ujar Harry Tchilinguirian, kepala riset di Onyx Capital Group.

Artikel Terkait

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

Harga Minyak Turun, Pasar Waspadai Kenaikan Produksi OPEC+ dan Ancaman Trump ke India

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Melesat 2%, Investor Yakin The Fed Akan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat tajam pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru