STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia ditutup menguat 2% pada akhir perdagangan Senin (28/7/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (29/7/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Selain itu, pernyataan Presiden AS Donald Trump yang memperpendek tenggat waktu untuk Rusia menyudahi perang di Ukraina ikut mendorong kenaikan harga minyak.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent naik US$1,60 atau 2,34% dan ditutup di level US$70,04 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat US$1,55 atau 2,38% menjadi US$66,71 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Harga Brent bahkan sempat menyentuh titik tertinggi dalam 10 hari terakhir. Sentimen pasar menguat setelah Trump mengatakan dirinya mempersingkat tenggat waktu bagi Rusia, dari sebelumnya 50 hari menjadi hanya 10 sampai 12 hari.
Analis pasar dari IG, Tony Sycamore, menyebut kesepakatan dagang AS-Uni Eropa dan kemungkinan perpanjangan gencatan tarif antara AS dan China ikut mendukung pergerakan pasar global dan harga minyak.
Dalam kesepakatan yang diumumkan pada Minggu, AS menetapkan tarif impor sebesar 15% terhadap sebagian besar produk dari Uni Eropa. Selain itu, Trump menyatakan kesepakatan ini mencakup pembelian energi AS oleh Uni Eropa senilai US$750 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
“Eropa harus melepaskan sebagian besar dari apa yang mereka dapatkan dari Rusia,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. “Kesepakatan ini bukan hanya memberi dorongan besar bagi produsen AS, tapi juga menambah tekanan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera mengambil langkah,” ujarnya.
Selain isu geopolitik, pejabat tinggi AS dan China juga menggelar pertemuan di Stockholm pada Senin. Pertemuan ini bertujuan memperpanjang jeda tarif sebelum tenggat 12 Agustus mendatang.
Analis dari PVM, Tamas Varga, menilai kesepakatan AS-Uni Eropa ini telah menghapus satu lapisan ketidakpastian. Menurutnya, fokus pasar kini kembali ke faktor fundamental. Namun, ia juga mencatat penguatan dolar AS dan turunnya impor minyak India masih menjadi tekanan bagi harga minyak.
Dari sisi pasokan, panel OPEC+ pada Senin menekankan pentingnya kepatuhan penuh terhadap kesepakatan produksi minyak. Hal ini disampaikan menjelang pertemuan delapan anggota OPEC+ pada Minggu nanti yang akan membahas peningkatan produksi untuk bulan September.
ING memperkirakan OPEC+—yang terdiri dari negara anggota OPEC dan sekutunya termasuk Rusia—akan menyelesaikan pemulihan pasokan tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari secara penuh paling lambat akhir September.
