Minggu, September 28, 2025
35.2 C
Jakarta

Harga Minyak Naik Lagi Gara-Gara Sanksi Baru untuk Iran

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali naik pada penutupan perdagangan Selasa (21/4/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (22/4/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran, ditambah dengan penguatan di pasar saham global.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1,18 atau 1,78% menjadi US$67,44 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik US$1,23 atau 1,95% dan ditutup di angka US$64,31 per barel, di New York Mercantile Exchange. Kontrak WTI ini juga menjadi hari terakhir perdagangannya.

Pemerintah AS pada hari yang sama mengumumkan sanksi baru terhadap seorang tokoh penting dalam pengiriman minyak dan gas cair Iran, serta jaringan perusahaannya.

Padahal, negosiasi antara Washington dan Teheran terkait program nuklir Iran disebut sempat mengalami kemajuan akhir pekan lalu. Tapi kegagalan mencapai kesepakatan bisa berdampak besar terhadap ekspor minyak Iran.

“Entah akan ada kesepakatan nuklir atau AS akan mencoba menekan ekspor minyak Iran hingga nol. Dan sekarang tampaknya skenario nol ekspor yang lebih mungkin terjadi,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital yang berbasis di New York.

Kenaikan harga minyak juga didukung oleh reli di pasar saham global. Hal ini dianggap sebagai tanda bahwa minat risiko investor mulai pulih.

Robert Yawger, analis dari Mizuho, mengatakan bahwa kenaikan harga saham membantu mendorong harga minyak.

Pada hari yang sama, bursa saham AS menguat karena pelaku pasar mulai fokus pada laporan keuangan perusahaan. Sebelumnya, pasar sempat terguncang oleh kritik Presiden Donald Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell.

Pada perdagangan Senin sebelumnya, harga minyak Brent dan WTI sempat turun lebih dari 2%. Penyebabnya adalah kemajuan negosiasi AS-Iran serta aksi jual besar-besaran di pasar saham.

Meskipun harga minyak pulih, para analis tetap mewaspadai dampak lanjutan dari tarif AS terhadap ekonomi global. Kebijakan ini dikhawatirkan bisa menekan permintaan energi dalam jangka panjang.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Dalam laporan terbarunya, IMF menyoroti tarif AS yang mencapai level tertinggi dalam 100 tahun terakhir dan meningkatnya ketegangan dagang dengan Tiongkok.

Sementara itu, Kementerian Ekonomi Rusia juga menurunkan proyeksi harga rata-rata Brent tahun 2025 hampir 17% dari prediksi sebelumnya.

Di sisi lain, survei awal Reuters menunjukkan bahwa stok minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu. Namun, persediaan bahan bakar jenis distilat diperkirakan mengalami kenaikan.

Data resmi dari American Petroleum Institute dan Energy Information Administration akan dirilis dalam waktu dekat untuk mengonfirmasi hal tersebut.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Menguat Tipis, Pasar Tunggu Data Inflasi AS

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat tipis pada...

Harga Minyak Turun Tipis, Pasar Tunggu Kejelasan Soal Suku Bunga The Fed

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah...

Harga Emas Dunia Dekati Rekor, Investor Bidik US$3.900

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru