Senin, Agustus 25, 2025
27.6 C
Jakarta

Harga Minyak Naik, Pasar Cemas Perdamaian Rusia-Ukraina Tersendat

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup menguat tipis pada perdagangan Jumat (22/8/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (23/8/2025) WIB. Kenaikan ini menjadi penguatan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir. Pergerakan harga terjadi di tengah ketidakpastian proses perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent naik 6 sen atau 0,09% menjadi US$67,73 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertambah 14 sen atau 0,22% ke US$63,66 per barel, di New York Mercantile Exchange. Dalam sepekan, Brent menguat 2,9% dan WTI naik 1,4%.

 “Semua orang menunggu langkah berikutnya dari Presiden Trump. Dalam beberapa hari ke depan sepertinya tidak akan ada yang terjadi,” ujar Giovanni Staunovo, analis komoditas UBS, mengatakan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut akan melihat apakah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bisa bekerja sama mengakhiri perang. Namun, negosiasi perdamaian masih jauh dari harapan. “Masih ada ketidakpastian soal potensi gencatan senjata, perundingan tidak berjalan secepat yang diharapkan pasar,” tutur Phil Flynn, analis senior Price Futures Group, menuturkan.

Ketegangan di medan perang belum mereda. Rusia melancarkan serangan udara dekat perbatasan Ukraina dengan Uni Eropa pada Kamis. Ukraina membalas dengan menghantam kilang minyak Rusia dan stasiun pompa Unecha yang terhubung dengan pipa Druzhba menuju Eropa. Aliran minyak Rusia ke Hongaria dan Slovakia terancam terhenti setidaknya lima hari.

Moskow menegaskan posisi keras. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyalahkan Zelenskiy karena dianggap menolak setiap upaya diplomasi. Sumber Reuters menyebut Putin menuntut Ukraina menyerahkan seluruh wilayah Donbas, membatalkan keinginan bergabung NATO, dan melarang pasukan Barat masuk ke negaranya.

Trump sendiri berjanji akan melindungi Ukraina dalam setiap kesepakatan damai. Zelenskiy menegaskan tidak akan menyerahkan tanah yang diakui dunia sebagai milik Ukraina.

Tekanan geopolitik ini meningkatkan risiko sanksi tambahan Amerika Serikat terhadap Rusia. Analis ING menulis, “Semakin kecil kemungkinan tercapai gencatan senjata, semakin besar risiko sanksi lebih keras dari AS.”

Harga minyak juga ditopang penurunan stok minyak mentah AS. Badan Informasi Energi AS melaporkan persediaan turun 6 juta barel pada pekan yang berakhir 15 Agustus. Angka ini jauh lebih besar dibanding perkiraan penurunan 1,8 juta barel.

Sementara itu, jumlah rig minyak dan gas aktif di AS kembali turun. Baker Hughes melaporkan jumlah rig berkurang satu menjadi 538 unit pada pekan hingga 22 Agustus, terendah sejak pertengahan Juli.

Meski begitu, data ekonomi lemah dari Jerman menahan kenaikan harga. Produk domestik bruto Jerman menyusut 0,3% pada kuartal kedua, memicu kekhawatiran permintaan minyak bisa melemah.

Investor kini juga menunggu hasil konferensi ekonomi Jackson Hole. Powell memberi sinyal peluang pemangkasan suku bunga bulan depan, meski belum berkomitmen penuh. “Prospek dasar dan risiko yang berubah mungkin memerlukan penyesuaian kebijakan kami,” ucap Powell.

Penurunan suku bunga bisa merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak, yang berpotensi mendorong harga lebih tinggi.

Artikel Terkait

Harga Emas Melonjak! Komentar Powell Bikin Pasar Yakin Suku Bunga Bakal Turun

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat pada akhir...

Harga Emas Dunia Melemah, Pasar Tunggu Sinyal Powell di Jackson Hole

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia tergelincir pada akhir perdagangan...

Harga Minyak Melonjak! Permintaan Menguat, Perdamaian Rusia-Ukraina Masih Abu-Abu

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup menguat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru