Jumat, Oktober 10, 2025
29.6 C
Jakarta

Harga Minyak Terpeleset Lagi! Ternyata Gegara Drama Tarif AS dan Ulah OPEC+

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada perdagangan Kamis (3/7/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (4/7/2025) WIB. Sentimen pasar tertekan isu tarif baru dari Amerika Serikat serta ekspektasi kenaikan produksi dari kelompok produsen minyak utama OPEC+.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent turun 68 sen atau 0,98% ke level US$68,43 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 84 sen atau 1,25% ke posisi US$66,61 per barel.

Pelemahan ini terjadi setelah kedua kontrak sempat menyentuh level tertinggi dalam sepekan pada Rabu lalu. Lonjakan harga sebelumnya dipicu keputusan Iran menghentikan kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB, yang memicu kekhawatiran konflik baru di kawasan.

Kesepakatan awal perdagangan antara AS dan Vietnam juga sempat memberi dorongan harga. Namun pasar kembali diliputi kekhawatiran menjelang berakhirnya masa tenggang 90 hari atas kebijakan tarif baru AS pada 9 Juli mendatang.

Sejumlah negara mitra dagang besar, seperti Uni Eropa dan Jepang, masih belum menyepakati kesepakatan dagang dengan AS. Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek permintaan energi global.

Tekanan tambahan datang dari rencana OPEC+ yang diperkirakan akan menyetujui peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari dalam pertemuan akhir pekan ini.

Sentimen negatif juga diperkuat oleh data aktivitas jasa di China yang melemah. Survei sektor swasta menunjukkan pertumbuhan sektor jasa di negara importir minyak terbesar dunia itu melambat ke titik terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Selain itu, stok minyak mentah AS juga naik tak terduga. Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak naik 3,8 juta barel menjadi 419 juta barel. Padahal, jajak pendapat Reuters sebelumnya memperkirakan penurunan 1,8 juta barel.

Data ketenagakerjaan AS yang kuat juga ikut memengaruhi pasar. Laporan resmi menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja tetap solid, sementara tingkat pengangguran turun tak terduga.

“Laporan pekerjaan Kamis ini lebih kuat dari yang diperkirakan, menunjukkan ketahanan ekonomi dalam beberapa bulan terakhir masih bertahan,” ujar David Laut, Chief Investment Officer di Abound Financial.

Ia menambahkan, “Kami masih memperkirakan The Fed akan melanjutkan pendekatan wait and see terkait suku bunga.”

Artikel Terkait

Rekor Baru! Harga Emas Dunia Tembus US$4.000, Perak Juga Ikut Terbang

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menembus level US$4.000 per...

Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1%, Pasar Cemas Produksi Rusia dan Lonjakan Permintaan AS

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia naik lebih dari...

Emas Sentuh Harga Tertinggi Sepanjang Sejarah: US$4.000 per Ons

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali jadi sorotan. Pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru