Jumat, Desember 12, 2025
25.4 C
Jakarta

Harga Minyak Turun, Pasar Tunggu Keputusan The Fed dan Perkembangan Perundingan Ukraina

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia kembali turun pada perdagangan Selasa (9/12/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (10/12/2025) WIB. Penurunan ini melanjutkan tren negatif dari sesi sebelumnya. Pasar kini fokus memantau pembicaraan damai perang Rusia-Ukraina. Selain itu, investor juga menanti keputusan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan segera diumumkan.

Mengutip CNBC International, minyak mentah Brent turun 55 sen. Ini setara dengan penurunan 0,88% menjadi US$61,94 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 63 sen. Harganya turun 1,07% dan menetap di level US$58,25 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Kedua kontrak minyak ini sebelumnya sudah jatuh lebih dari US$1 per barel pada Senin. Penyebabnya adalah pulihnya produksi minyak di ladang West Qurna 2 milik Lukoil di Irak. Ini merupakan salah satu ladang minyak terbesar di dunia.

Analis Pasar Senior Phillip Nova, Priyanka Sachdeva, memberikan pandangannya terkait situasi ini.

“Kemerosotan Brent kembali ke arah US$62 sejalan dengan narasi Desember yang lebih luas,” kata Priyanka Sachdeva.

“Kebisingan seputar potensi gangguan Irak memudar dalam semalam, dan pasar dengan cepat kembali ke tema intinya yakni pasokan yang melimpah dan ekspektasi permintaan yang hati-hati,” tambahnya.

Sentimen lain datang dari Eropa. Ukraina dikabarkan akan membagikan rencana perdamaian yang telah direvisi kepada AS. Hal ini dilakukan setelah pembicaraan di London antara Presiden Volodymyr Zelenskiy dengan para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris.

Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer, menilai pasar sedang dalam posisi menunggu kepastian.

“Minyak tetap berada dalam kisaran perdagangan yang ketat sampai kita mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang ke arah mana pembicaraan damai akan berjalan,” ujar Tim Waterer.

“Jika pembicaraan gagal, kami memperkirakan minyak akan bergerak lebih tinggi, atau jika kemajuan dibuat, dan ada kemungkinan pasokan Rusia ke pasar energi global berlanjut, harga diperkirakan akan turun,” jelasnya.

Di sisi lain, Kelompok negara G7 dan Uni Eropa tengah berdiskusi serius. Mereka berencana mengganti batas harga ekspor minyak Rusia dengan larangan layanan maritim penuh. Langkah ini bertujuan memangkas pendapatan minyak Rusia secara signifikan.

Fokus pasar juga tertuju pada keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed). Pengumuman ini dijadwalkan keluar pada hari Rabu. Pasar memperhitungkan peluang sebesar 87% untuk penurunan suku bunga seperempat poin.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya positif bagi permintaan minyak. Biaya pinjaman menjadi lebih murah. Namun, analis masih berhati-hati mengenai seberapa besar dampaknya terhadap harga minyak saat ini.

Priyanka Sachdeva menambahkan analisisnya mengenai dampak kebijakan The Fed terhadap harga minyak.

“Meskipun pasar sebagian besar berinvestasi dalam keputusan kebijakan The Fed mendatang pada hari Rabu untuk kemungkinan pemangkasan 25bp, sesuatu yang dapat memberikan dukungan jangka pendek di ujung bawah kisaran US$60–65, struktur harga yang lebih luas tetap berlabuh oleh ekspektasi pasar minyak tahun 2026 yang kelebihan pasokan,” pungkas Sachdeva.

- Advertisement -

Artikel Terkait

The Fed Terbelah Soal Suku Bunga, Emas Tergelincir tapi Perak Tembus Rekor

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak turun tipis...

Fokus Pasar Beralih ke Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina, Harga Minyak Dunia Tergelincir

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah...

Harga Emas Naik Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga, Perak Sentuh Rekor Tertinggi

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru