STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia turun pada penutupan perdagangan Rabu (29/1/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (30/1/2025) WIB. Penurunan ini dipicu oleh data yang menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih dari perkiraan. Di sisi lain, pasar masih diliputi ketidakpastian, mulai dari tarif impor hingga ketegangan geopolitik.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 60 sen atau 0,82% menjadi US$73,77 per barel, di New York Mercantile Exchange. Bahkan, harga sempat menyentuh level terendah sejak 2 Januari di US$72,33 per barel.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, tergelincir 0,8%, mencapai US$76,89 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Stok minyak mentah AS tercatat naik 3,46 juta barel dalam sepekan terakhir. Kenaikan ini lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya 3,19 juta barel. Penurunan aktivitas kilang selama tiga minggu berturut-turut jadi penyebab utama lonjakan stok tersebut.
Investor kini memfokuskan perhatian pada rencana Presiden AS yang akan memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi permintaan minyak global dan menambah volatilitas harga.
Di sisi lain, pasar menanti keputusan dari pertemuan OPEC+ yang akan digelar pada 3 Februari. Kelompok produsen minyak ini tetap berencana menaikkan pasokan mulai April, meski ada tekanan dari AS agar harga minyak turun.
Di Libya, kekhawatiran tentang gangguan pasokan mulai mereda. Aktivitas ekspor minyak kembali normal setelah pemerintah dan kelompok demonstran yang sempat mengancam blokade pelabuhan utama berhasil mencapai kesepakatan.
Namun, para analis mengingatkan bahwa risiko masih tinggi. Sentimen pasar bisa berubah cepat, tergantung pada kebijakan AS dan dinamika geopolitik global.