STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali merilis daftar saham yang mengalami Unusual Market Activity (UMA). Kali ini ada lima emiten yang masuk radar pengawasan bursa karena pergerakan harga sahamnya dianggap di luar kebiasaan.
Saham-saham tersebut adalah PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA), PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA), PT Personel Alih Daya Tbk (PADA), PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE), dan PT Timah Tbk (TINS).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan pengumuman UMA tidak otomatis menunjukkan pelanggaran aturan pasar modal. “Dalam rangka perlindungan investor, dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity),” kata Yulianto, dikutip Kamis (2/10/2025).
Untuk ESTA, informasi terakhir yang dipublikasikan perusahaan adalah laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 9 September 2025. Sementara BAJA sebelumnya juga pernah diumumkan terkena UMA pada 2 Juni 2025, dengan laporan terakhir pada 4 September 2025.
Saham PADA masuk daftar UMA setelah sebelumnya menyampaikan penjelasan atas volatilitas transaksi pada 22 September 2025. Sedangkan UFOE terakhir tercatat menyampaikan bukti iklan acara Fun Run 2025 pada 25 September 2025.
Adapun TINS diumumkan masuk daftar UMA setelah memberikan penjelasan atas volatilitas transaksi pada 29 September 2025.
BEI menyebut saat ini pihaknya sedang mencermati pola transaksi dari saham-saham tersebut. Yulianto mengingatkan investor agar lebih berhati-hati.
“Para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action apabila belum mendapatkan persetujuan RUPS, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi,” jelas Yulianto.
Dengan masuknya lima saham ke daftar UMA, investor kini diminta lebih cermat dalam membaca pola pergerakan harga agar tidak terjebak spekulasi.
Harga Saham
Pada perdagangan Rabu, 1 Oktober 2025 saham ESTA ditutup menguat 34,04% ke level Rp126 per lembar. Angka ini naik 32 poin dibanding penutupan sebelumnya di Rp94. Perdagangan dibuka di Rp95, sempat menyentuh titik terendah di Rp95, lalu menembus level tertinggi Rp126. Posisi tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi tahun berjalan. Volume transaksi mencapai 29,7 juta saham dengan kapitalisasi pasar Rp305,59 miliar. Dalam 52 minggu terakhir, ESTA bergerak di rentang Rp58 hingga Rp126.
BAJA juga mencatat lonjakan besar. Saham ini ditutup di Rp188 per lembar, naik 27,03% atau setara 40 poin dari harga sebelumnya Rp148. Perdagangan dibuka di Rp155, lalu sempat menyentuh titik tertinggi Rp197 dan terendah Rp153. Total volume transaksi mencapai 251,78 juta saham. Kapitalisasi pasar kini berada di Rp338,4 miliar. Kenaikan ini membuat BAJA mencetak level tertinggi tahun berjalan, dengan pergerakan 52 minggu di kisaran Rp62 hingga Rp197.
Saham PADA tidak kalah mencuri perhatian. Harga ditutup di Rp101 per lembar atau naik 9,78% dari penutupan sehari sebelumnya di Rp92. Sepanjang perdagangan, harga tidak bergerak dan tetap berada di Rp101. Volume transaksi mencapai 39,58 juta saham dengan kapitalisasi pasar Rp318,15 miliar. Sejak awal tahun, PADA naik signifikan dari titik terendah Rp10 pada 27 Maret hingga menyentuh rekor Rp101. Dalam 52 minggu terakhir, pergerakan saham ini berada di rentang Rp9 hingga Rp101.
Emiten ritel UFOE juga mengalami lonjakan tajam. Sahamnya ditutup di Rp260 per lembar, naik 34,72% dibanding penutupan sebelumnya di Rp193. Perdagangan dibuka di Rp194, sempat turun ke Rp188, lalu melesat hingga menyentuh titik tertinggi Rp260. Volume transaksi tercatat 56,02 juta saham dengan kapitalisasi pasar Rp753,54 miliar. Sepanjang 52 minggu terakhir, saham UFOE bergerak di rentang Rp165 hingga Rp348.
Lonjakan terbesar terjadi pada TINS. Saham emiten tambang pelat merah ini ditutup di Rp1.900 per lembar, melonjak 18,38% atau setara 295 poin dari penutupan sebelumnya di Rp1.605. Harga dibuka di Rp1.615, lalu sempat jatuh ke Rp1.550 sebelum menembus level tertinggi harian Rp1.960. Volume transaksi tercatat sangat tinggi, mencapai 465,4 juta saham. Kapitalisasi pasar TINS kini menyentuh Rp14,15 triliun. Pergerakan setahun terakhir menunjukkan harga terendah TINS sempat berada di Rp825 pada 8 April 2025, sebelum melesat ke level tertinggi Rp1.960.
