Minggu, Agustus 10, 2025
29.4 C
Jakarta

Incar Dana Rp50 Miliar dari IPO, Begini Potret Kinerja Keuangan Agro Bahari Nusantara 

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG), calon emiten di bidang budidaya tambak udang berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebanyak 500 juta saham pada 23-26 Oktober 2023. Jumlah saham IPO tersebut setara dengan 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor UDNG setelah IPO.

Menurut prospektus perseroan dikutip Senin (9/10), masa penawaran awal dimulai pada 06-12 Oktober 2023 dengan harga penawaran sebesar Rp90-100 per unit. Artinya, perseroan mengincar dana IPO maksimal sebesar Rp50 miliar.

Bersamaan dengan IPO saham, perseroan juga menerbitkan sebanyak 400 juta waran seri I dengan harga pelaksanaan sebesar Rp100-110 per unit. Jika seluruh pemegang waran seri I melaksanakan haknya, perseroan nantinya akan memperoleh tambahan modal maksimal Rp44 miliar.

Untuk melancarkan aksi korporasi ini, manajemen perseroan telah menujuk PT MNC Sekuritas dan PT KB Valbury Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek.

Saham UDNG dan waran seri I UDNG-W dengan nominal Rp10 per saham ini akan dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Oktober 2023. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan memberikan restu IPO UDNG ini pada 19 Oktober 2023.

Menurut manajemen UDNG, dana hasil IPO sebesar Rp40 miliar akan digunakan untuk setoran modal ke anak usaha, yaitu PT Marina Bahari Sentosa (MBS). Sisanya sebesar Rp10 miliar untuk modal kerja perseroan. Sementara dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

Sebagai informasi, penjualan bersih perseroan naik sebesar 220,66%, dari Rp1,21 miliar per 30 April 2022 menjadi Rp3,88 miliar per 30 April 2023. Beban pokok naik tipis 2,75%, dari Rp1,82 miliar menjadi Rp1,87 miliar. Meski begitu, perseroan mencatat laba kotor sebesar Rp2,02 miliar per 30 April 2023. Padahal pada periode sama tahun lalu, perseroan mengalami rugi kotor Rp608,01 juta.

Di tengah kenaikan penjualan, manajemen perseroan berhasil menekan turun beban umum dan administrasi sebesar 14%, dari Rp357,74 juta menjadi Rp307,68 miliar. Ini menyebabkan perseroan mencatat laba oprasi sebesar Rp1,71 miliar per 30 April 2023, dibandingkan periode sama 2022 mengalami rugi operasi Rp965,74 juta. Alhasil, perseroan mampu meraih laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,60 miliar per 30 April 2023. Pada periode sama tahun lalu, perseroan mengalami rugi bersih tahun berjalan Rp965,95 juta.

Sementara total aset perseroan mengalami peningkatan sebesar 110,83%, dari Rp7,20 miliar per 31 Desember 2022 menjadi Rp15,18 miliar per 30 April 2023. Adapun total ekuitas meningkat 120%, dari Rp6,39 miliar per 31 Desember 2022 menjadi Rp14,06 miliar per 30 April 2023. Sementara total liabilitas bertambah 38,44% menjadi Rp1,12 miliar per 30 April 2023, dari Rp809,19 juta per 31 Desember 2022.

Artikel Terkait

Dana Rights Issue di BEI Capai Rp16,62 Triliun, Ini 4 Perusahaan yang Masih Dalam Pipeline

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

Pipeline EBUS BEI Makin Ramai, 9 Emisi Baru Siap Terbit dari Financials, Energy, hingga Properti

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

7 Perusahaan Antre IPO di BEI, Sektor Basic Materials dan Industrials Mendominasi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap perkembangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru