STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas meleleh pada penutupan perdagangan Kamis (10/8/2023) waktu setempat atau Jumat pagi (11/8/2023) WIB. Kejatuhan harga komoditas ini setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa inflasi pada Juli hanya naik tipis yakni sebesar 3,2% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Adapun inflasi Negeri Paman Sam tersebut pada bulan sebelumnya mencapai 3% yoy. Kendati begitu, kenaikan ini sedikit di bawah ekspektasi para pelau pasar yang semula memperkirakan inflasi sekitar 3,3% yoy.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, ditutup berkurang US$1,70 atau 0,09% menjadi US$1.948,90 per ounce. Harga logam kuning ini sempat menyentuh level tertinggi sesi pada kisaran US$1.963,50 per ounce dan terendah US$1.945,10 per ounce.
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Rabu (9/8/2023), harga emas berjangka jatuh US$9,30 atau 0,47% menjadi US$1.950,60. Adapun sehari sebelumnya, pada akhir transaksi Selasa (8/8/2023), harga emas berjangka melemah US$10,10 atau 0,51% menjadi US$1.959,90 per ounce. Di hari Senin (7/8/2023), harga emas berjangka terpangkas US$6,10 atau 0,31% menjadi US$1.970,00 per ounce.
Berdasarkan laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (10/8/2023) terungkap bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS secara bulanan atau month-to-month (mom) mencapai 0,2%. Angka ini sama dengan inflasi yang tercatat pada bulan lalu dan sesuai dengan ekpektasi para pelaku pasar.