Selasa, Oktober 28, 2025
26.5 C
Jakarta

Investor Asing dan Domestik Serbu Obligasi, Mandiri Sekuritas: Prospek Masih Cerah, Yield Bisa Turun ke 6%”

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pasar obligasi Indonesia kembali menunjukkan daya tariknya. Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, memaparkan prospek obligasi dalam Mandiri Economic Outlook Q3 2025 di Jakarta, Kamis (28/8).

Handy menegaskan outlook pasar obligasi Indonesia ditopang tiga faktor utama. Arah suku bunga, kondisi supply dan demand, serta valuasi.

Dari sisi suku bunga, tren penurunan semakin jelas. “Kalau kita lihat dua bulan terakhir, tidak ada satu bank sentral dunia yang menaikkan suku bunga. Jadi ini juga tentunya akan lebih positif buat pasar obligasi,” ujar Handy.

Ia menyoroti potensi The Fed menurunkan bunga pada September. “Kalau minggu lalu probability-nya masih di level 60-70%, sekarang sudah naik menjadi ke level 80%. Ini tentu akan memberikan sentimen positif karena begitu Fed nurunin bunga, biasanya US Treasury yield-nya akan turun dan dollar-nya kemungkinan akan melemah,” jelasnya.

Di level global, mayoritas bank sentral punya ruang cukup besar untuk memangkas suku bunga karena tingkat inflasi sudah di bawah suku bunga acuan mereka. Sementara di dalam negeri, tren berbeda terlihat pada instrumen SRBI. Handy menyebut posisi SRBI rate kini jauh di bawah yield surat utang negara, sehingga mendorong lonjakan permintaan obligasi. Bahkan lelang terakhir sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.

“Dengan BI mengurangi outstanding SRBI, dan beberapa bulan ke depan masih ada SRBI jatuh tempo, kalau BI issued lebih rendah daripada yang jatuh tempo tentu ini akan jadi tambahan amunisi demand untuk obligasi,” katanya.

Dari sisi aliran dana, investor asing terus masuk ke obligasi Indonesia hampir setiap minggu. “Hitungan kami year to date, asing sudah mencatatkan net buy mungkin sekitar hampir Rp80 triliun,” ungkap Handy.

Di ekuitas, sempat terjadi outflow, namun dua pekan terakhir sudah kembali positif. Tren serupa juga terjadi pada SRBI yang kini mencatat net inflows asing setelah sebelumnya outflow.

Perbankan domestik juga aktif menjadi pembeli. “Kalau tahun lalu perbankan mencatatkan net sell, sekarang net buy Rp72 triliun year to date. Asuransi dan dana pensiun juga masih menjadi pembeli cukup besar. Yang menarik lagi adalah asing. Kalau periode sama tahun lalu net buy asing hanya Rp10 triliun, kali ini sudah Rp72 triliun,” papar Handy.

Menurutnya, kondisi ini membuat pasar obligasi jauh lebih kuat. Kepemilikan asing yang kini di bawah 15% menjadikan dominasi investor domestik lebih besar, sehingga gejolak global tidak terlalu berdampak signifikan.

Dari sisi supply, pemerintah juga relatif longgar. Dengan saldo anggaran lebih yang tinggi, penerbitan obligasi diperkirakan akan lebih rendah di kuartal III dan IV. “Rata-rata per auction kebutuhan pemerintah hanya Rp34 triliun, sementara incoming bids sempat mencapai Rp160 triliun, all-time high,” jelas Handy.

Dari sisi valuasi, posisi Indonesia disebut sudah naik kelas di antara negara emerging market. “Sekarang kita peringkat keempat terbaik setelah Peru, South Korea, dan Thailand. Ini yang menjelaskan kenapa yield spread rendah masih menjustify, dan kenapa CDS kita mencatatkan all time low di level 60-an basis,” kata Handy.

Secara keseluruhan, ia menyimpulkan pasar obligasi Indonesia tetap tangguh. “Bond market kita sangat resilient, sekarang kepemilikan asing masih hanya 15%, tapi tahun ini baik dari sisi domestik maupun asing terus mencatatkan net buy. Ini membuat bond yield turun sekitar 70 basis dan memberikan return investasi sekitar 9,5% year-to-date,” ungkapnya.

Untuk prospek ke depan, Handy memperkirakan yield obligasi masih berpotensi turun. “Kalau kita bicara 6-12 bulan ke depan, saya masih expect bond yield bisa turun mungkin sampai ke level 6%, range kami sekitar 5,8-6,2,” pungkasnya.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Dukung Program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo, BNI Salurkan Rp17 Triliun KPR Subsidi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Kontribusi Event Organizer 81%, Dyandra Media (DYAN) Raih Pendapatan Rp947,8 Miliar di Kuartal III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Dyandra Media International Tbk (DYAN)...

Kinerja Impresif, Pendapatan dan Laba Jasa Armada (IPCM) Kompak Tumbuh

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru