STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melonjak tajam lebih dari 2% pada penutupan perdagangan hari Selasa (1/10/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (2/10/2024) WIB. Lonjakan harga komoditas ini dipicu oleh memanasnya ketegangan di Timur Tengah. Serangan rudal Iran ke Israel pada Selasa langsung memicu kenaikan harga minyak, membuat para investor semakin was-was akan kemungkinan eskalasi konflik.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November meroket US$1,66 atau 2,44% menjadi US$69,83 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember melonjak US$1,86 atau 2,59% mencapai US$73,56 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Ketegangan ini meningkat setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan adanya serangan dari Iran, dengan sekitar 180 rudal yang diluncurkan. Sebagian besar rudal berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan Israel, namun beberapa mencapai target. Hingga saat ini, belum ada laporan korban dari pihak IDF.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa serangan rudal ini pasti akan memiliki konsekuensi besar. Di sisi lain, seorang pejabat Gedung Putih juga memperingatkan Iran bahwa tindakan ini “akan membawa konsekuensi berat.”
Analis energi Helima Croft dari RBC Capital Markets menyebutkan bahwa pasar minyak selama ini sering meremehkan risiko gangguan pasokan akibat konflik di Timur Tengah. “Namun, situasi sekarang membuat investor khawatir apakah Israel akan membalas dengan serangan terhadap fasilitas nuklir atau minyak Iran,” ujarnya. Saat ini, Iran memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak per hari, level tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Investor kini fokus pada langkah balasan Israel. Menurut Bob McNally, presiden Rapidan Energy, dampak pada harga minyak akan sangat bergantung pada “skala dan kerusakan” dari serangan ini. Jika eskalasi terus berlanjut, risiko gangguan pasokan minyak dunia bisa semakin besar.
Namun, McNally juga mengingatkan bahwa jika situasi ini serupa dengan bentrokan pada April lalu, risiko terhadap pasokan minyak mungkin akan cepat mereda. Pada April, konflik serupa antara Iran dan Israel diakhiri tanpa eskalasi lebih lanjut, setelah beberapa serangan balasan yang terukur.