STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke Iran pada Jumat dini hari waktu setempat. Serangan ini menyasar sejumlah lokasi yang disebut terkait dengan program nuklir Iran.
Mengutip CNBC International, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, langsung menetapkan status darurat tak lama setelah serangan dimulai. Ia memperingatkan warganya soal potensi serangan rudal dan drone yang bisa menghantam Israel dalam waktu dekat.
“Serangan rudal dan drone terhadap Negara Israel dan penduduk sipil diperkirakan akan segera terjadi,” ujarnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan operasi militer ini akan terus berlangsung sampai ancaman berhasil disingkirkan.
“Operasi ini akan terus berjalan selama dibutuhkan untuk menghilangkan ancaman ini,” tegas Netanyahu di hadapan publik.
Media pemerintah Iran melaporkan adanya korban jiwa di ibu kota, Teheran. Beberapa video yang beredar di media sosial juga memperlihatkan ledakan di wilayah timur Teheran. Suara jet tempur dan peluncuran rudal anti-pesawat terdengar di bagian utara kota, menurut laporan NBC News.
Ketegangan ini langsung berdampak pada pasar global. Harga minyak melonjak lebih dari 7% pada Kamis malam. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan Timur Tengah. Sementara itu, indeks saham berjangka Amerika Serikat ikut terguncang. Dow futures anjlok lebih dari 600 poin.
Amerika Serikat memastikan tidak terlibat dalam operasi militer ini. Namun, Presiden Donald Trump telah menerima pengarahan lebih dulu sebelum serangan dilakukan.
“Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan,” kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. “Israel memberi tahu kami bahwa mereka percaya tindakan ini perlu untuk membela diri.”
Di Washington, tim keamanan nasional Presiden AS berkumpul di Situation Room Gedung Putih pada Kamis malam untuk memantau jalannya serangan, menurut NBC News.
Trump sebelumnya telah menyetujui penarikan sebagian personel Amerika dari kawasan Timur Tengah. Ia menyebut wilayah itu “bisa menjadi tempat yang berbahaya.”
Dalam wawancaranya dengan New York Post pada Rabu, Trump juga menuding Iran memperlambat proses negosiasi dengan utusan AS. “Saya merasa kurang yakin sekarang dibanding beberapa bulan lalu bahwa kesepakatan bisa tercapai untuk mencegah eskalasi seperti ini,” ungkap Trump.
Di sisi lain, Teheran balik menuduh Amerika tidak serius dalam bernegosiasi. Iran menegaskan pihaknya punya hak untuk memperkaya uranium, yang disebut hanya untuk tujuan damai.