STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — J.P. Morgan Indonesia menilai pelemahan laba emiten kuartal II 2025 sudah sesuai perkiraan dan tercermin pada harga saham. Kondisi ini disebut bisa menjadi peluang, apalagi valuasi pasar ekuitas Indonesia saat ini cukup menarik.
CEO & Senior Country Officer J.P. Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, menegaskan peluang revaluasi pasar terbuka lebar jika kebijakan moneter longgar terus berlanjut. “Pelonggaran suku bunga dapat memicu revaluasi pasar ekuitas Indonesia, yang saat ini diperdagangkan pada valuasi menarik sebesar 12x P/E,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (7/9/2025).
Gioshia juga melihat aliran modal asing berpotensi kembali deras jika tekanan eksternal maupun internal mereda. Menurutnya, arus dana global akan memberi dukungan tambahan untuk pasar Indonesia.
Bank Indonesia sebelumnya memangkas suku bunga acuan menjadi 5%. J.P. Morgan memperkirakan masih ada ruang tiga kali pemangkasan lagi, masing-masing 25 basis poin, hingga akhir tahun. Dengan begitu, suku bunga acuan bisa turun ke level 4,25%.
“Pemotongan suku bunga terbaru menandakan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, yang berpotensi meredam dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi,” jelas Gioshia.
Namun, ia mengingatkan keberlanjutan pemangkasan suku bunga tetap bergantung pada stabilitas nilai tukar rupiah. Sejauh ini, kondisi eksternal yang kondusif, termasuk derasnya arus modal asing, telah membantu menutup pelemahan di sisi lain Neraca Pembayaran seperti penurunan harga komoditas dan tren dolarisasi domestik.
JPMorgan Chase & Co. merupakan perusahaan jasa keuangan global asal Amerika Serikat yang beroperasi di lebih dari 100 negara. Di bawah merek J.P. Morgan dan Chase, perusahaan ini melayani jutaan nasabah individu, korporasi, institusi, hingga pemerintah di seluruh dunia.
Di Indonesia, J.P. Morgan hadir sejak 1968 dan menyediakan berbagai layanan mulai dari perbankan komersial, korporasi, investasi, pasar keuangan, pembayaran, hingga sekuritas.