STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) Februari 2025 mengalami surplus US$3,12 miliar. Surplus ini diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni US$4,84 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$1,72 miliar
Menurut data BPS, Senin (17/3/2025), nilai ekspor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar atau naik 2,58% dibanding ekspor Januari 2025. Dibanding Februari 2024 nilai ekspor naik sebesar 14,05%. Sementara ekspor nonmigas pada Februari 2025 mencapai US$20,84 miliar, naik 2,29% dibanding Januari 2025 dan naik 15,40 persen jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2024.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar atau naik 9,16% dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$41,21 miliar juga naik 10,92 %.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Februari 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$794,1 juta (37,04%). Sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah nikel dan barang daripadanya sebesar US$191,5 juta (26,18%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Februari 2025 naik 21,32 persen dibanding periode yang sama tahun 2024, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 49,02%, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 31,13%.
Ekspor nonmigas Februari 2025 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,29 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,35 miliar, dan India US$1,65 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,79%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,52 miliar dan US$1,49 miliar.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$18,86 miliar, naik 5,18% dibandingkan Januari 2025 dan naik 2,30% dibandingkan Februari 2024. Impor migas Februari 2025 senilai US$2,87 miliar, naik 15,50% dibandingkan Januari 2025 namun turun 3,76 persen dibandingkan Februari 2024. Impor nonmigas Februari 2025 senilai US$15,99 miliar, naik 3,52% dibandingkan Januari 2025 dan naik 3,47% dibandingkan Februari 2024.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Februari 2025, golongan logam mulia dan perhiasan/permata mengalami peningkatan tertinggi senilai US$0,33 miliar (110,26%) dibandingkan Januari 2025. Sementara golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$0,12 miliar (4,47%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2025 adalah Tiongkok US$6,05 miliar (37,81%), Jepang US$1,26 miliar (7,86%), dan Thailand US$0,87 miliar (5,45%). Impor nonmigas dari ASEAN US$2,65 miliar (16,59%) dan Uni Eropa US$0,92 miliar (5,72%).
Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-Februari 2025 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing senilai US$0,15 miliar (0,55%) dan US$0,24 miliar (3,61%). Sementara golongan barang konsumsi turun US$0,52 miliar (14,28%).