STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia jatuh tergelincir pada penutupan perdagangan Jumat (15/12/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi (16/12/2023) WIB. Kejatuhan harga komoditas ini seiring mencuatnya kekhawatiran pelemahan permintaan.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2024 ditutup lebih rendah 15 sen atau sekitar 0,21%, menjadi US$71,43 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari 2024 turun 6 sen atau sekitar 0,08% menjadi US$76,55 per barel di London ICE Futures Exchange.
Penurunan ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan oleh New York Federal Reserve Bank yang menunjukkan penurunan pesanan baru manufaktur untuk bulan ketiga berturut-turut. Ini menjadi tanda pelemahan permintaan minyak mentah untuk tahun depan.
Pengaruh tambahan datang dari komentar Presiden New York Federal Reserve Bank, John Williams, yang menyampaikan harapannya terkait pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun 2024.
Dalam laporan bulanannya, International Energy Agency (IEA) memperkirakan konsumsi minyak dunia akan meningkat sebesar 1,1 juta barel per hari pada tahun depan. Namun, sentimen pasar tetap terpengaruh oleh berita negatif dan ketidakpastian global.
Data dari perusahaan jasa perminyakan Baker Hughes juga menunjukkan bahwa jumlah fasilitas pemboran minyak aktif di Amerika Serikat (AS) turun 2 menjadi 501 pekan ini. Hal tersebut menjadi faktor tambahan yang menekan harga minyak dunia.
Kondisi ini menciptakan atmosfer ketidakpastian di pasar minyak dunia. Sehingga, memicu para pelaku pasar terus memonitor perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang mungkin berdampak pada permintaan minyak.