Sabtu, November 29, 2025
27.6 C
Jakarta

Kinerja Wall Street Minus Lagi! Nasdaq dan S&P 500 Terpuruk,Tech Stocks Jadi Biang Kerok

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan hari Rabu (20/8/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (21/8/2025) WIB). saham teknologi menjadi sorotan utama investor.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 16,04 poin atau 0,04% menjadi 44.938,31. Indeks S&P 500 (SPX) 500 melemah 15,59 poin atau 0,24%, tercatat di level 6.395,78. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi turun 142,095 poin atau 0,67% mencapai 21.172,857.

Teknologi dan sektor semikonduktor menekan pasar. Investor mengambil keuntungan dari saham-saham dengan valuasi tinggi dan memantau ketahanan tren investasi di sektor kecerdasan buatan (AI). Nvidia ditutup sedikit melemah, sedangkan Advanced Micro Devices dan Broadcom masing-masing turun sekitar 1%. Saham Palantir tergerus 1%, Intel anjlok 7%, dan mega-cap tech seperti Apple, Amazon, Alphabet, serta Meta Platforms juga mengalami koreksi.

Carol Schleif, Chief Market Strategist BMO Private Wealth, menjelaskan, “Tidak mengejutkan melihat investor mengambil keuntungan di saham teknologi, yang sudah naik sangat kuat – beberapa naik lebih dari 80% sejak level terendah April. Volume perdagangan biasanya tipis pada akhir Agustus, sehingga pergerakan bisa lebih lebar dari seharusnya.”

Di sisi laporan keuangan, saham Target turun 6% setelah perusahaan melaporkan penurunan penjualan dan mengumumkan CEO baru yang akan mulai menjabat 1 Februari 2026. Sedangkan Lowe’s naik tipis setelah laporan laba melebihi ekspektasi.

Minutes rapat Federal Reserve (The Fed) Juli yang dirilis Rabu menunjukkan kekhawatiran bank sentral mengenai kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi. Sebagian besar peserta menilai terlalu dini untuk menurunkan suku bunga. Dua gubernur Fed, Christopher Waller dan Michelle Bowman, memberikan dissenting vote, pertama kalinya dua pejabat voting berbeda pendapat sejak 1993.

Minutes menyebut, “Peserta umumnya menunjukkan risiko di kedua sisi mandat ganda Komite, menekankan risiko inflasi di atas dan risiko pekerjaan di bawah. Mayoritas peserta menilai risiko inflasi lebih dominan, sementara beberapa melihat risiko pekerjaan lebih menonjol.”

Investors kini menantikan pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat, untuk sinyal arah kebijakan suku bunga. Menurut CME’s FedWatch tool, pasar memperkirakan lebih dari 80% kemungkinan Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya September.

Schleif menambahkan, “Jika Powell menggunakan bahasa lebih hawkish, saham teknologi bisa mendapat tekanan lebih lanjut, karena suku bunga tinggi biasanya menjadi hambatan bagi sektor ini.”

- Advertisement -

Artikel Terkait

Wall Street Libur Thanksgiving, Investor Siap “Gaspol” Besok Pagi

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street tutup...

Isu Akuisisi Bikin Saham Puma Terbang 18%, Bursa Eropa Selamat dari Zona Merah

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

Full Senyum! Bursa Asia Kompak Menghijau, Investor India Panen Besar

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Mayoritas bursa saham Asia-Pasifik berakhir menguat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru