Kamis, Agustus 7, 2025
33.5 C
Jakarta

Laba BSI Naik! Bisnis Emas dan Digital Jadi Andalan di Awal 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pertumbuhan laba bersih yang cukup tinggi pada Triwulan I 2025. Laba bersih Perseroan mencapai Rp1,88 triliun, tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI).

Pelaksana Tugas Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, menjelaskan FBI BSI naik 39,3% menjadi Rp1,7 triliun. “Secara komposisi fee based ratio juga naik signifikan per Maret 2025 dari 16,91% ke level 20,35%,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Bob mengatakan kenaikan FBI ini berasal dari penguatan infrastruktur layanan transaksi sepanjang 2024. Beberapa upaya yang dilakukan adalah peluncuran BYOND by BSI, penambahan EDC dan QRIS BSI, serta fokus pada pengembangan bisnis emas. Fokus ini semakin kuat setelah BSI ditetapkan sebagai bank emas oleh Presiden Republik Indonesia pada 26 Februari 2025. “Dalam kondisi ekonomi global yang challenging, emas telah menjadi jalan keluar bagi investor untuk menempatkan dananya dan ini menjadi big opportunity bagi BSI,” ungkap Bob.

Tren pembelian emas dari nasabah juga ikut mendorong pertumbuhan bisnis BSI Emas. Jumlah nasabah bertambah sekitar 28% menjadi 119 ribu per Maret 2025, sementara saldo emas mencapai 621 kilogram. Nilai bisnis emas naik signifikan sebesar 81,99% YoY menjadi Rp14,33 triliun.

Produk cicil emas tumbuh pesat hingga Rp7,37 triliun atau naik 168,64% YoY. Sementara produk gadai emas mencapai Rp6,96 triliun, tumbuh 35,65% YoY. Bisnis emas memberikan kontribusi terhadap FBI sebesar 17,81%. Pendapatan dari e-channel dan treasury juga ikut naik.

Bob menyebutkan bahwa bisnis emas menjadi pendorong pertumbuhan anorganik. Ini sangat penting terutama di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Secara keseluruhan, hampir seluruh indikator keuangan BSI tumbuh positif secara tahunan, termasuk dari sisi aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga.

Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyampaikan total aset BSI per Maret 2025 mencapai Rp401 triliun, tumbuh 12% YoY. Dana pihak ketiga naik 7,4% menjadi Rp319 triliun, dengan 60,96% di antaranya berasal dari dana murah (CASA).

Pembiayaan juga tumbuh 16,21% YoY dengan kualitas yang tetap terjaga. Per Maret 2025, total pembiayaan mencapai Rp287,2 triliun. Pembiayaan ke segmen konsumer, emas, dan kartu naik 16,08% ke Rp156,71 triliun. Segmen wholesale tumbuh 17,28% ke Rp80,62 triliun, dan retail naik 14,91% ke Rp49,87 triliun.

Kualitas pembiayaan tetap baik. NPF Gross tercatat 1,88%, lebih baik dari sebelumnya. Cost of credit (CoC) juga turun ke level 0,93%.

Ade mengakui tahun 2025 penuh tantangan dari sisi makroekonomi dan geopolitik global. “Kami menyadari mulai ada tekanan likuiditas. Dan karena itu kami harus mengantisipasi dengan fokus pada strategi untuk menumbuhkan bisnis yang prudent dan tentu menjaga efisiensi agar perseroan tetap dapat membukukan kinerja sesuai target yang telah ditetapkan,” ucapnya.

BSI terus mengejar potensi bisnis yang lebih luas dengan kekuatan syariah, seperti tabungan haji yang termasuk dalam dana murah jangka panjang, ekosistem zakat-infaq-sedekah-wakaf (ziswaf), digitalisasi layanan, dan tentu saja bisnis emas.

Ade juga menyampaikan bahwa preferensi masyarakat terhadap keuangan syariah terus meningkat. Survei tahun 2024 menunjukkan adanya kenaikan kelompok universalis dari 25,6% menjadi 30%, dan konformis dari 20,6% menjadi 29,1%. Populasi yang memiliki preferensi terhadap bank syariah kini mencapai 59,1%.

Untuk pemegang saham, BSI mencatat return on equity (ROE) sebesar 17,58%. Return on asset (ROA) berada di level 2,43%. BSI memulai tahun ini dengan aset naik 12,01% menjadi Rp401 triliun.

Transformasi digital menjadi salah satu kunci pertumbuhan BSI. Saat ini jumlah pengguna mobile banking mencapai 7,9 juta, termasuk pengguna BYOND by BSI. Jaringan BSI mencakup 5.496 ATM/CRM, 115 ribu agen BSI, QRIS BSI, dan layanan emas.

Layanan BYOND by BSI memudahkan nasabah untuk beli dan jual emas 24 jam dengan harga kompetitif mulai dari 0,1 gram. Untuk segmen korporasi, BSI menghadirkan platform BEWIZE by BSI. Aplikasi ini mempermudah transaksi keuangan secara menyeluruh melalui fitur cash management, trade finance, foreign exchange, dan value chain dengan konsep single sign on.

Teknologi BEWIZE by BSI didukung sistem keamanan terkini dan teknologi global syariah seperti open banking dan security stack terbaru.

Dalam aspek keberlanjutan, BSI berkomitmen terhadap pembiayaan berbasis prinsip syariah dan ESG. Hingga Maret 2025, pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp72,6 triliun. Terdiri dari green financing sebesar Rp14,6 triliun dan social financing Rp58 triliun. Selain itu, BSI juga menerbitkan Sustainability Sukuk senilai Rp3 triliun.

Komitmen ESG BSI juga terlihat dari operasional ramah lingkungan. BSI telah membangun gedung hijau di Aceh, mengoperasikan 139 kendaraan listrik, memasang 6 panel surya dan water station, serta menjalankan program “1 home 1 tree” melalui BSI Griya yang telah menanam 2.351 pohon.

Artikel Terkait

Laba BCA Syariah Tembus Rp100 Miliar di Semester I 2025, Naik 12%!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bank BCA Syariah mencatatkan pertumbuhan...

Indah Kiat (INKP) Siap Lunasi Obligasi dan Sukuk Mudharabah, Segini Nilainya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Indah Kiat Pulp &...

Intiland Siap Lunasi Sukuk Ijarah I Tahap II Tahun 2022, Nilainya Segini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Intiland Development Tbk (DILD)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru