STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Carsurin Tbk (CRSN), berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp18,69 miliar per akhir September 2023. Perolehan ini tumbuh 76,52% dibandingkan Rp10,59 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Bila dibandingkan dengan semester pertama 2023, realisasi laba bersih Perseroan tersebut juga tercatat naik 68,2% dari Rp11,11 miliar.
Menurut Sheila Tiwan, Direktur Utama CRSN, peningkatan laba bersih sepanjang Januari—September 2023, seiring kenaikan pendapatan. Hingga September 2023, perusahaan yang bergerak dalam sektor Testing, Inspection, and Certification (TIC) itu, mencatatkan pendapatan sebesar Rp312,95 miliar. Pencapaian itu, meroket dari sebesar Rp248,85 miliar di periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Perseroan berasal dari sejumlah lini usaha. Itu antara lain meliputi jasa inspection, testing, certification, consulting dan product sales.
Seiring dengan cerahnya prospek bisnis sektor TIC, Sheila optimistis Perseroan dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp430,05 miliar pada akhir 2023. Adapun pendapatan selama tahun depan diproyeksi mencapai Rp507 miliar.
“Kami meyakini kinerja yang mumpuni dan membanggakan dari Perseroan akan dapat terus kami lanjutkan. Sebab industri TIC telah mengalami tren positif dan pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan untuk produk dan layanan berkualitas tinggi, serta meningkatnya kesadaran konsumen tentang keamanan dan kualitas produk,” ujarnya, dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Pada kuartal ketiga 2023, Perseroan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dari sisi aset. Per September 2023, aset lancar Perseroan mencapai Rp134,02 miliar, naik dari akhir 2022 yang mencapai Rp85,33 miliar. Sementara itu, dari sisi aset tidak lancar juga mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp119,70 miliar dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp84,76 miliar.
Adapun, liabilitas jangka pendek perseroan per September 2023, tercatat mengalami penurunan menjadi Rp17,62 miliar dari akhir tahun lalu yang mencapai Rp23,48 miliar. Setali tiga uang, liabilitas jangka panjang ikut mengalami penurunan dari akhir tahun lalu sebesar Rp32,08 miliar menjadi Rp30,77 miliar per September 2023.
Sheila mengatakan, pencapaian yang diperoleh perusahaan hingga saat ini, tak lepas dari pengalaman perusahaan yang telah mencapai 55 tahun. Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1968, Perseroan mampu menjadi pemimpin pasar di industri TIC di Indonesia. Perseroan juga tercatat sebagai perusahaan TIC pertama asal Indonesia yang go public.
“Pengalaman kami selama 55 tahun berkarya, membuat kemampuan PT Carsurin Tbk dalam hal pengetahuan pasar industri TIC, memitigasi risiko, penanganan terhadap isu teknikal dan non-teknikal serta solusi kepabeanan tak perlu diragukan lagi,” ungkap Sheila.
Ia menambahkan, Perseroan melakukan revitalisasi terhadap sejumlah laboratorium yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Adapun laboratorium yang telah selesai direvitalisasi antara lain, yang berada di Samarinda, Kendari, Cikarang, Palembang, Jambi, Pontianak, dan Medan.
Sementara itu, Perseroan turut mendukung ambisi pemerintah mewujudkan transformasi ekonomi dalam kontek ekonomi hijau, ekonomi biru dan transisi energi, dengan menangkap peluang bisnis di dalamnya. Saat ini, Perseroan telah memiliki 8 lini usaha. Bermula dari bisnis kelautan (marine), lini usaha perseroan kian meluas hingga yang terbaru adalah bisnis enviro. Lini bisnis perusahaan yang meliputi mineral & logam; energi; sertifikasi sistem dan produk; infrastruktur; transformasi digital; lingkungan & keberlanjutan; pangan dan pertanian; serta kelautan, lepas pantai dan asuransi.
Adapun, deretan peluang ekonomi hijau yang telah ditangkap Carsurin seperti enviromental testing serta jasa-jasa terkait dengan gas rumah kaca and carbon trading. Selain itu, terdapat peluang di rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik.
Selanjutnya, untuk sektor ekonomi biru, terdapat peluang dari bisnis marine infrastructure, maritime transport, dan dangerous goods. Sedangkan untuk transisi energi, perseroan telah menerapkan energy efficiency audit, UAV digital transformation, dan layanan terkait dengan renewables energy seperti biofuel, cangkang sawit (PKS) dan biomassa berkelanjutan (GGL).