StockWatch.Id-Jakarta- Setelah resmi membuka pendaftaran pada awal Juni pekan lalu, saat ini program dan ekosistem kewirausahaan Diplomat Success Challenge 2022 (DSC 2022) tengah fokus dalam rangkaian kegiatan roadshow. Salah satunya melalui gelaran DSC Mini Event yang diselenggarakan bersama para mitra lokal di 7 Kota/Kabupaten.
Dalam DSC Mini Event pada (14/6), Sidoarjo menjadi kota pertama yang disambangi. Sesi berbagi dan bertukar pikiran bersama teman-teman entrepreneur di Sidoarjo dan sekitarnya ini berfokus pada tema “Adaptasi Produk Tradisi Lintas Generasi”. Turut hadir Perry Angglishartono,Product Group Manager PT Jamu Iboe Jaya sebagai Local Hero Business di Jawa Timur.
Kisah Jamu Iboe, 112 Tahun Berbisnis dengan Inovasi Tradisi
Berbicara mengenai bisnis yang berkelanjutan dengan mempertahankan tradisinya, nama Jamu Iboe merupakan perusahaan jamu tertua di Indonesia. Berasal dari Jawa Timur, Jamu Iboe berdiri sejak tahun 1910 dan kini telah memasuki usia 112 tahun.
Di tahun 1930-an, Jamu Iboe mulai mengembangkan beragam produk lantaran munculnya wabah batuk. Kondisi saat itu, hampir mirip dengan situasi pandemi tahun 2020. Oleh pemerintah dan tenaga kesehatan saat itu, Jamu Iboe pun dipercaya menjadi rujukan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat.
Seiring pesatnya pertumbuhan Jamu Iboe, pada tahun 1980-an pabrik Jamu Iboe pindah ke pabrik dan kantor yang lebih besar seluas 2,3 Ha di Sidoarjo hingga sekarang. Saat ini, Jamu Iboe memiliki 150 item produk dengan 3 kategorinya, yaitu jamu tradisional, jamu modern dengan kapsul ekstrak, dan minuman kesehatan di mana dikembangkan jamu dengan citarasa non pahit.
Jamu Iboe juga menjadi salah satu perusahaan yang bertumbuh cukup baik di masa pandemi Covid-19. Penjualan mengalami peningkatan, terutama untuk produk-produk jamu yang berhubungan dengan imunitas. Namun, tantangan cukup berat dirasakan pula oleh tim pemasaran dan distribusi Jamu Iboe. Di awal pandemi tahun 2020, perusahaan cukup kewalahan dengan adaptasi yang dituntut dengan cepat, mulai dari menjalankan pemasaran dengan konten, mengubah event dari offline menjadi online, mengadakan penjualan antar sampai rumah, dan lain sebagainya.
Menurut Perry Angglishartono, Product Group Manager PT Jamu Iboe Jaya, saat ini ada disrupsi besar yang tengah kita hadapi, yaitu Millennial Disruption dan Digital Disruption. Millennial Disruption menghantam permintaan (demand) sehingga produk yang ada di pasar dituntut untuk terus kreatif dan berinovasi. Sedangkan, Digital Disruption menghantam penawaran (supply). Inilah yang menjadi tantangan bagi perusahaan senior dengan umur puluhan bahkan ratusan tahun.
“Dari sini jelas, bagi pelaku usaha yang telah bertahan lintas generasi dengan produk yang mempertahankan tradisi, sangat penting untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pada produk. Selain itu dari sisi pemasaran, pelaku usaha harus melek dengan pemasaran dan distribusi omnichannel, baik online maupun offline. Fokus ke penjualan di marketplace / e-commerce yang akan memudahkan konsumen menemukan produk, investasikan pula SDM untuk melakukan penjualan online,” tutur Perry.
Punya Bisnis yang Sustainable? Segera Daftarkan Bisnismu ke DSC 2022
Bisnis lintas generasi seperti Jamu Iboe merupakan salah satu contoh dari bisnis yang berkelanjutan yang berdampak sosial. Siapa yang tidak ingin bisnisnya langgeng sampai puluhan bahkan ratusan tahun? Bisnis yang sustainable adalah impian banyak pebisnis, dan kini impian tersebut dapat terwujud.
DSC mengundang para entrepreneur Indonesia untuk siap wujudukan visi bisnismu dan #BikinGebrakan! Segera daftarkan diri dan bisnismu sebelum 19 September 2022. Seluruh syarat & ketentuan, detail dan alur kompetisi, sekaligus platform untuk mendaftarkan diri ke DSC 2022 sudah dapat diakses melalui situs www.diplomatsukses.com.