STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) atau disebut CBD PIK2, emiten bidang real estat dan aktivvitas perusahaan holding berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau intial public offering (IPO) pada 03-09 Januari 2025.
Dalam aksi korporasi ini, CBDK melepas sebanyak 566.894.500 saham kepada publik. Adapun jumlah saham yang ditawarkan tersebut mencapai 10% dari modal disetor Perseroan setelah IPO saham. Demikian prospektus Perseroan dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/12/2024).
Dalam penawaran awal yang dimulai pada 13-20 Desember 2024, manajemen Perseroan mengemukakan, harga IPO CBDK berada di rentang Rp3.000-Rp4.060 per unit. Dari IPO ini, Perseroan akan memperoleh tambahan modal maksimal sebesar Rp2,391 triliun. Rencanaya saham CBDK akan dicatatkan di BEI pada 13 Januari 2025.
Menurut manajemen Perseroan, dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk penyertaan kepada afiliasi Perseroan, yaitu PT Industri Pameran Nusantara (PT IPN) dalam bentuk ekuitas.
Menurut manajemen CBDK, jika Perseroan menerima dana IPO menggunakan harga minimum, maka penyertaan dalam bentuk ekuitas sebanyak 11.271.224 saham baru berupa saham seri B yang akan dikeluarkan oleh IPN atau setara dengan 99,9114% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh di dalam IPN setelah peningkatan modal disetor IPN tersebut. Dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru akan digunakan oleh IPN sebagai tambahan dana untuk membiayai proyek pembangunan gedung untuk tujuan meetings, incentives, conferences, dan exhibitions (Proyek MICE).
Akan tetapi, apabila Perseroan menerima dana IPO menggunakan harga maksimum, maka penyertaan dalam bentuk ekuitas sebanyak 15.277.278 saham baru berupa saham seri B yang akan dikeluarkan oleh IPN atau setara dengan 99,9346% dari total modal yang dikeluarkan dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh di dalam IPN setelah peningkatan modal disetor IPN tersebut. Dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru akan digunakan oleh IPN sebagai tambahan dana untuk membiayai Proyek MICE.
Jika masih terdapat selisih dana penawaran umum setelah Proyek MICE selesai, maka sisa dana tersebut akan digunakan untuk biaya promosi, biaya karyawan, dan operasional lainnya yang menunjang keberlangsungan usaha MICE.
Dari sisi kinerja, sepenjang semester I 2024, Perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp968,407 miliar, turun dari periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp1,242 triliun. Dari pendapatan tersebut, Perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp479,102 miliar, turun dari Rp545,324 miliar per Juni 2023.
Sementara itu, total ekuitas Perseroan meningkat dari Rp7,68 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp8,14 triliun per 30 Juni 2024.Total liabilitas bertambah dari Rp9,42 triliun menjadi Rp10,01 triliun, dan total aset Perseroan naik dari Rp17,09 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp18,16 triliun per 30 Juni 2024. (yan)