Jumat, Desember 12, 2025
25.4 C
Jakarta

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,2% di 2026, Tapi Inflasi Naik dan  Rupiah Melemah

STOCKWAATCH.ID (JAKARTA) – PT Mandiri Sekuritas merilis proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun 2026. Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan melaju lebih kencang. Namun, nilai tukar mata uang Garuda diprediksi akan semakin tertekan.

Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta, memaparkan analisisnya dalam acara Media Gathering di Jakarta, Selasa (9/12/2025). Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan naik menjadi 5,2% pada tahun 2026. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan tahun 2025 yang berada di level 5,0%.

“Momentum pertumbuhan diproyeksikan akan terus membaik pada tahun 2026 dengan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif,” ujar Rangga.

Kebijakan fiskal yang ekspansif ini membawa konsekuensi pada defisit anggaran. Defisit fiskal diperkirakan mencapai 2,8% dari PDB, sedikit di atas target anggaran sebesar 2,7%. Hal ini mencerminkan belanja negara yang lebih agresif, meskipun ada risiko kekurangan pendapatan karena target yang cukup ambisius.

Kabar kurang sedap datang dari sisi nilai tukar. Rupiah diperkirakan melemah ke rata-rata Rp 16.800 per dolar AS pada 2026. Proyeksi ini menunjukkan depresiasi sebesar 1,8% dibandingkan perkiraan tahun 2025 di level Rp 16.500.

Rangga menjelaskan bahwa tekanan terhadap Rupiah berasal dari melebarnya defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan diprediksi membengkak menjadi 1,1% dari PDB, naik signifikan dari perkiraan 0,3% pada 2025.

Faktor eksternal turut memperberat langkah Rupiah. Dampak tarif impor era Donald Trump di AS dan penutupan tambang Grasberg milik Freeport menjadi pemicu utama. Selain itu, siklus penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) yang lebih dangkal juga membatasi ruang pelemahan dolar AS.

“Tekanan dari defisit transaksi berjalan yang lebih lebar dan siklus penurunan suku bunga The Fed yang lebih dangkal kemungkinan akan membatasi pelemahan Dolar,” tambahnya.

Inflasi juga diproyeksikan mengalami kenaikan. Tingkat inflasi rata-rata diperkirakan mencapai 2,8% secara tahunan (year on year) pada 2026. Angka ini meningkat dari 1,9% pada 2025, terutama disebabkan oleh efek dasar yang rendah dari diskon tarif listrik tahun ini.

Untuk menjaga stabilitas ekonomi, Bank Indonesia (BI) diprediksi akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan. Mandiri Sekuritas memperkirakan BI Rate akan turun menuju level 4,25% pada 2026.

“Asumsi dasar kami adalah BI akan melakukan pemotongan sebesar 25bps pada kuartal pertama 2026 setelah pemotongan 25bps lagi pada kuartal keempat 2025,” jelas Rangga.

Langkah ini diharapkan dapat membawa suku bunga riil BI ke kisaran 1,8%. Posisi ini mendekati rata-rata jangka panjangnya di angka 1,6%, yang dinilai kondusif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global dan domestik.

- Advertisement -

Artikel Terkait

BI Perkirakan Penjualan Eceran November 2025 Tumbuh 5,9%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan...

Survei Bank Indonesia pada November 2025, Keyakinan Konsumen Meningkat

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen...

BI, Cadangan Devisa November 2025 Naik 0,13% Jadi US$150,1 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Ramdan Denny Prakoso Direktur Eksekutif Departemen...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru