STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Upaya manajemen PT Link Net Tbk (LINK) untuk memperbaiki kinerja keuangan Perseroan tampak belum membuahkan hasil positif. Buktinya, hingga akhir 2024, LINK masih merugi Rp1,18 triliun. Jumlah ini membengkak 122,39% dari rugi Rp532,98 miliar pada 2023.
Kerugian LINK, menurut laporan keuangan tahun 2024 yang diumumkan, Senin (10/2/2025), disebabkan antara lain, oleh kenaikan beban operasi, khususnya beban jaringan dan beban langsung lainnya sebesar 53,44% menjadi Rp1,06 triliun pada 2024, dari Rp593,65 miliar tahun 2023.
Selain itu, kerugian Perseroan juga dipicu oleh peningkatan beban penyusutan dan beban umum dan administrasi , masing-masing sebesar 4,3% ke Rp1,69 triliun dan 21,02% jadi Rp452,87 miliar pada 2024. Beban keuangan LINK juga meningkat 22,94%, dari Rp514,36 miliar pada 2023, menjadi Rp632,39 miliar pada 2024.
Akumulasi kenaikan beban operasional dan beban keuangan tersebut mengakibatkan LINK menderita rugi sebelum pajak sebesar Rp1,77 triliun pada 2024, membengkak 34,05% , dari Rp1,32 triliun pada tahun 2023.
Seperti diketahui, kerugian LINK juga diakibatkan oleh pendapatan yang turun 1,22% menjadi Rp2,52 triliun pada 2024, dari Rp2,55 triliun pada tahun 2023. Pendapatan LINK dari pelanggan residensial TV Kabel anjlok 39,67% jadi Rp929,63 miliar pada 2024, dari Rp1,54 triliun pada tahun 2023. (konrad)