Rabu, Desember 17, 2025
25.9 C
Jakarta

Minyak Dunia Anjlok ke Level Terendah Sejak 2021, Isu Surplus Hantui Pasar

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia merosot tajam pada penutupan perdagangan Selasa (16/12/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (17/12/2025) WIB. Emas hitam ini ditutup pada level terendah sejak awal 2021. Penurunan terjadi akibat bayang-bayang surplus pasokan serta kemungkinan kesepakatan damai di Ukraina.

Mengutip CNBC International, minyak mentah Brent turun 2,71% atau US$1,64 dan ditutup di posisi US$58,92 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,73% atau US$1,55 ke level US$55,27 per barel, di New York Mercantile Exchange. Capaian ini menjadi yang terendah sejak Februari 2021, saat pandemi Covid-19 masih menekan pasar energi global.

Kinerja minyak mentah AS tahun ini tercatat cukup buruk. WTI telah kehilangan nilainya sekitar 23% sepanjang tahun ini. Ini merupakan kinerja terburuk sejak 2018. Brent juga turun sekitar 21% yang menjadi tahun terburuknya sejak 2020.

Kabar baik justru dirasakan konsumen di AS. Harga bensin telah turun di bawah US$ 3 per galon. Asosiasi pengemudi AAA menyebut ini level terendah dalam empat tahun dan menjadi angin segar bagi konsumen menjelang liburan.

Namun, jatuhnya harga minyak bisa menjadi sinyal perlambatan ekonomi. Pertumbuhan lapangan kerja AS tercatat 64.000 pada November. Sayangnya, angka ini turun 105.000 pada Oktober. Tingkat pengangguran bahkan menyentuh level tertinggi dalam empat tahun sebesar 4,6%.

Pasar minyak berada di bawah tekanan besar tahun ini. Anggota OPEC+ dengan cepat meningkatkan produksi setelah bertahun-tahun memangkasnya.

Investor juga memperhitungkan kemungkinan risiko geopolitik yang lebih rendah. Presiden Donald Trump dikabarkan menekan Ukraina untuk menerima perjanjian damai dengan Rusia.

Ancaman gangguan pasokan telah membayangi pasar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 2022. Kyiv meluncurkan serangan drone berulang kali ke infrastruktur minyak Rusia tahun ini. AS dan sekutu Eropanya juga menargetkan industri minyak mentah Rusia dengan sanksi.

Jorge Leon, Kepala Analisis Geopolitik Rystad Energy memberikan catatannya kepada klien terkait situasi ini. Ia menilai serangan Ukraina dan sanksi AS terhadap perusahaan minyak Rusia kemungkinan akan dicabut dengan cepat jika kesepakatan damai tercapai.

“Hal ini akan secara signifikan mengurangi risiko gangguan pasokan Rusia dalam waktu dekat dan memungkinkan volume minyak Rusia yang cukup besar yang saat ini disimpan di atas air untuk kembali ke pasar,” kata Leon.

Rystad memperkirakan jumlah minyak Rusia yang disimpan di atas air saat ini cukup besar. Angkanya diperkirakan mencapai sekitar 170 juta barel.

Berakhirnya sanksi AS terhadap Rusia juga akan mengubah insentif bagi OPEC+. Leon memprediksi kelompok tersebut kemungkinan akan melanjutkan strategi untuk merebut kembali pangsa pasar. Caranya adalah dengan produksi yang lebih tinggi setelah baru-baru ini menunda pendekatan tersebut.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Pengangguran AS Melonjak, Harga Emas Dunia Merangkak Naik

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada...

Harga Emas Dunia Pangkas Keuntungan, Tertekan Kabar Damai Ukraina

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak fluktuatif pada...

Harga Minyak Dunia Merosot, Prospek Pasokan Berlebih Kalahkan Isu Venezuela

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali melemah...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru