STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS), mengumumkan, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Mei 2024 mengalami surplus US$2,93 miliar, terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,33 miliar.
Dalam siaran pers BPS, Rabu (19/6/2024) disebutkan, nilai ekspor Indonesia Mei 2024 mencapai US$22,33 miliar, naik 13,82% dibanding ekspor April 2024. Dibanding Mei 2023 nilai ekspor naik sebesar 2,86%.
Ekspor nonmigas Mei 2024 mencapai US$20,91 miliar, naik 14,46% dibanding April 2024, demikian juga naik 2,50% jika dibanding ekspor nonmigas Mei 2023.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari sampai dengan Mei 2024 mencapai US$104,25 miliar, turun 3,52% dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$97,58 miliar, turun 3,84%.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Mei 2024, hampir semua komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$263,6 juta (26,66%). Sementara yang mengalami penurunan hanya lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$268,0 juta (14,32%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Mei 2024 turun 0,63% dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 14,90%, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 5,90%.
Ekspor nonmigas Mei 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,73 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,18 miliar, dan India US$1,95 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,39%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,79 miliar dan US$1,61 miliar.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$19,40 miliar, naik 14,82% dibandingkan April 2024, turun 8,83% dibandingkan Mei 2023.
Impor migas Mei 2024 senilai US$2,75 miliar, turun 7,91% dibandingkan April 2024, turun 12,34% dibandingkan Mei 2023. Impor nonmigas Mei 2024 senilai US$16,65 miliar, naik 19,70% dibandingkan April 2024, turun 8,23% dibandingkan Mei 2023.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Mei 2024, hanya golongan serealia yang mengalami penurunan senilai US$49,5 juta (7,70%) dibandingkan April 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$670,3 juta (30,17%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Mei 2024 adalah Tiongkok US$27,10 miliar (35,45%), Jepang US$5,35 miliar (6,99%), dan Thailand US$4,08 miliar (5,35%). Impor nonmigas dari ASEAN US$13,44 miliar (17,58%) dan Uni Eropa US$4,90 miliar (6,41%).
Menurut golongan penggunaan barang, perkembangan nilai impor Januari-Mei 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$980,0 juta (1,45%). Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$465,2 juta (5,68%) dan US$128,6 juta (0,82%). (yan)