STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 22 hingga 26 Januari 2024 menunjukkan variasi. Peningkatan signifikan terjadi pada nilai transaksi harian saham, mencapai 6,84% menjadi Rp11,41 triliun dari Rp10,68 triliun pekan sebelumnya.
“Ada perubahan yang signifikan dalam nilai transaksi harian saham, mencerminkan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi,” ujar P.H. Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Valentina Simon, dalam keterangan resmi Jumat (26/1/2024).
Kapitalisasi pasar mengalami penurunan 0,65% dari Rp11.420,46 triliun menjadi Rp11.345,77 triliun pada penutupan pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mengalami fluktuasi, turun sebesar 1,25% dari 7.227,402 menjadi 7.137,088.
Rata-rata frekuensi dan volume transaksi harian saham juga mengalami perubahan, turun masing-masing sebesar 8,73% dan 14,75%. Frekuensi transaksi turun menjadi 1.127.246 kali dari 1.235.025 kali, sementara volume transaksi turun menjadi 15,56 miliar lembar saham dari 18,25 miliar lembar saham.
Investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,05 triliun, sementara sepanjang tahun 2024, mereka mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp5,78 triliun.
Selama pekan lalu, terjadi pencatatan 1 obligasi di BEI, yaitu Obligasi Berkelanjutan IV MNC Kapital Indonesia Tahap I Tahun 2023 senilai Rp260.000.000.000,00. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat pada tahun 2024 mencapai 8 emisi dari 7 emiten dengan total nilai Rp6,35 triliun. Jumlah emisi obligasi dan sukuk di BEI saat ini mencapai 547 emisi dari 128 emiten dengan outstanding Rp461,52 triliun dan USD32,362 juta. Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat mencapai 186 seri dengan total nilai Rp8.522,38 triliun dan USD502,10 juta, sementara Efek Beragun Aset (EBA) mencapai 10 emisi senilai Rp3,25 triliun.
Data perdagangan saham dan obligasi ini menjadi indikator penting bagi pasar modal Indonesia, mencerminkan dinamika ekonomi serta minat investor di pasar keuangan.